Bagaimana cara membuat rumah 1 lantai menjadi terasa luas dan menarik? Konsep desain adalah elemen pertama yang harus diperhatikan dalam mengisi rumah. Jika memang ingin menggabungkan beberapa gaya, yang terpenting adalah konsisten dan fokus. Temukan inspirasi menarik dari desainer interior asal Bali yang menyulap rumah 1 lantai menjadi hunian yang tak terlupakan.
Membungkus sebuah rumah baru dalam rupa hunian kolonial tempo dulu terasa begitu rindukan dan menyentuh memori. SadhaChen selaku desainer interior membentuk sebuah kolaborasi yang anggun bersama arsitek Garis Harmoni Associates di Denpasar, Bali. Tak terasa sedang berada di pulau Dewata sesaat menatap hunian seluas 605 meter persegi ini, karena nuansa kolonial yang begitu kental pada jendela krepyak, tegel semen bermotif tradisional, dan loster bermotif kawung.
Namun saat diperhatikan dengan seksama, gubahan arsitektur hunian ini terinspirasi dari arsitektur Bale Daja. Pada arsitektur tradisional Bali, Bale Daja merupakan tempat menerima tamu, beristirahat (kamar tidur), sekaligus berkumpul jika ada kegiatan adat. Bale Daja direfleksikan melalui empat kolom (saka) pada fasad dengan dua jendela simetris di kanan dan kiri, serta satu pintu akses ke dalam bangunan.
Pada area welcoming gate, sang desainer dan arsitek merancang angkul-angkul yang menggunakan desain gapura Bali dan diberi sentuhan kolonial. Ada beberapa penyederhanaan bentuk dan detail, seperti pada kolom beton pada fasad serta desain pintu berwarna solid. Penyederhanaan ini menjadi transisi yang halus menuju interior rumah bergaya kontemporer dan Art Deco pada sebagian sudut. Hampir semua furnitur dibuat custom dan memiliki keselarasan bentuk dan warna pada seluruh elemen interior.
Komposisi warna didominansi oleh abu-abu dengan aksen warna kuning metal brass, biru tua, dan hijau seafoam. Bagai memiliki irama dengan ketukan yang sama, hunian ini memberikan atmosfer yang tereplika dari eksterior hingga interior. Misalnya, warna hijau seafoam pada jendela krepyak dimunculkan kembali pada kabinet dapur, dinding dan plafon pada toilet tamu, serta menjadi warna aksen di bantal.
Selain itu, warna biru tua di pintu masuk digunakan pula di island kitchen dan warna dinding koridor menuju kamar mandi. “Kami membuat repetisi dari segi bentuk, seperti pola lantai tegel semen di teras depan yang berbentuk geometris mengusung pola yang serupa pada railing dan lampu gantung. Tema step design di arsitektur pun kami hadirkan lagi di panel dinding interior, pola karpet, dan list plafon,” papar Tonny Sadha selaku principal dari SadhaChen.
Kesinambungan desain ini yang membuat hunian terasa dekat dan ramah menjamu. Rumah milik ekspatriat ini menghadirkan natah atau taman tengah serta menerapkan pengalaman ruang yang bertahap selayaknya rumah Bali. Sebagai penjeda yang memberikan asupan pencahayaan dan penghawaan alami, natah diletakkan di antara living room dan bedroom yang juga berperan sebagai pusat orientasi bangunan.
Dengan tinggi ceiling mencapai 4,5 meter serta luasan ruang 64 meter persegi, area living, dining, dan show kitchen mampu menyerap segala keindahan lanskap sekitar rumah. Dengan alur ruang yang terbuka luas dan tak bersekat ini, penghuni dapat menjamu tamu secara leluasa di berbagai area. Kemegahan alam di pulau Bali pun bisa dinikmati bersama sembari bersantai dan barbeque di teras belakang, karena berbatasan langsung dengan pemandangan sawah.
Menyusuri lebih dalam, master bedroom memiliki area yang lebih privat dan lengkap dengan segala fasilitasnya, mulai dari walk-in-closet dan master bathroom yang luas, living room, serta storage khusus. Hunian ini memang nampak seperti bangunan satu lantai, namun sang arsitek menghadirkan pintu akses tersembunyi menuju media room dan library yang terletak persis di atas master bedroom.
Ruangan ini pun mendapatkan kualitas pemandangan sawah yang lebih menakjubkan. Berangkat dari pengalaman dan extensive travel ke Negeri Sakura, penghuni ini mengamati konsep tempat tidur di hotel mewah dan ryokan premium yang menggunakan dua kasur terpisah. “Karena kebetulan pasangan ini memiliki selera dan tingkat kenyamanan kasur yang berbeda, maka diputuskan untuk menggunakan dua ranjang terpisah yang memiliki tingkat keempukan masing-masing,” tutup Tonny.