Dengan sejarah panjang dan beragam karya desain yang terdokumentasi dengan baik, bisa dikatakan Eames adalah merek furnitur paling ikonik dan berpengaruh sepanjang masa.
Proses produksi dan distribusi furnitur Eames saat ini dipegang Herman Miller (untuk wilayah Amerika Serikat dan seluruh dunia kecuali Eropa), dan Vitra (hanya area Eropa), bisa dikatakan salah satu elemen furnitur yang memiliki nilai ketika ia dikategorikan antik, adalah merek yang terlahir dari karya pasangan seniman Charles dan Ray Eames. Ketika satu kursi Eames Bikini Chair bekas dengan bantalan masih dihargai USD 600-1100, padahal harga barunya saja sekitar USD 1500. Atau salah satu yang paling ikonik, Eames Lounge Chair, semakin tua usianya, semakin melemas karakter kulitnya, ia akan berharga semakin tinggi (masih di bilangan USD 5000) Angka ini bukan rekaan, barang Eames memang selalu dicari.
Apa yang membuatnya begitu istimewa?
Pameran The World of Charles and Ray Eames, menjadi penjelasan gamblang dari pernyataan tadi. Eksibisi ini salah satu yang paling dinanti. Pameran ini sudah berkelana ke berbagai negara, dan kali ini dikurasi oleh Barbican Art Gallery, London, berkolaborasi dengan Eames Office, didukung oleh Terra Foundation for American Art, dan diadakan di Bildmuseet, Umeå Arts Campus, Swedia, hingga 4 September 2016. Charles dan Ray Eames adalah desainer paling berpengaruh di abad ke-20. Bersama-sama, mereka menjajaki dunia desain melalui berbagai media dengan luwes.
Dari dunia fotografi, film, arsitektur, pameran, desain produk, hingga yang paling melekat di benak Anda: furnitur. Eames Office di Los Angeles, adalah pusat aktivitas di mana mereka memproduksi desain-desain pionir dengan kreativitas yang tidak terbatas dalam karier mereka.
Mereka adalah wajah ceria selama Perang Dingin, dan wajah jenaka era industri militer. Desain mereka adalah wajah dari modernisme tanpa kegelisahan, dan industri tanpa polusi,. Dalam fotonya mereka selalu tersenyum jenaka, tertawa lepas, dengan pose-pose yang jauh dari kata serius. Charles berwajah tampan seperti aktor Hollywood, dan Ray, dengan rambut yang selalu disanggul dan mengenakan pinafore ala gadis petani yang sangat ikonik.
Semua terekam dalam foto-foto yang disajikan dalam pameran. Pengunjung disuguhi sederet arsip lengkap dari furnitur (dari prototipe hingga produk), instalasi multi media, pembuatan pameran, arsitektur, produk desain, model, karya fotografi, lukisan, coretan, dan karya seni buatan mereka. “Charles Eames, selalu merujuk dirinya sebagai arsitek, sedangkan Ray Eames adalah seorang seniman terlatih,” papar Eames Demetrios, cucu dari Charles dan Ray. Eames Office, di bawah arahan Eames Demetrios mendokumentasikan keseluruhan arsip dengan lengkap, sehingga legasi duo Eames terus melegenda.
Pameran ini sekaligus mengungkap luasnya karya inovatif Charles dan Ray, dan mengingatkan kita akan karya inovatif, sekaligus ide-ide kreatif yang selalu dicetuskan dan dieksekusi dengan brilian oleh Charles dan Ray. “Sering ada yang menanyakan, apakah ada hal yang tidak bisa dieksekusi oleh Charles dan Ray? Mereka tidak mau mengubah hal-hal yang menurut mereka sudah indah. Ketika menjadi konsultan penggantian logo perusahaan bir Budweiser, akhirnya Charles dan Ray sepakat bahwa logo tersebut sudah indah, karenanya tidak perlu diganti. “Inovasi adalah cara terakhir,” tutup Eames Demetrios.
Image: Eames Office LLC