Semenjak pandemi melanda di Indonesia, sudah muncul banyak keterbatasan baru yang hadir dalam kehidupan masyarakat. Dengan kondisi seperti ini, kebanyakan orang telah terdorong untuk lebih kreatif mencoba hobi dan kegiatan baru. Di antara beragam kegiatan yang telah bermunculan menjadi pengisi waktu luang bagi banyak orang belakangan ini, salah satu yang sangat tenar adalah dekorasi rumah.
Salah satu tren home decor yang sedang viral adalah memelihara tanaman hias. Banyak jenis tanaman hias yang sekarang sedang tenar, tetapi Janda Bolong merupakan salah satu pilihan yang paling viral di Indonesia. Tanaman ini sangat diincar karena tampilannya yang unik dengan daun yang bolong-bolong.
Kebanyakan orang sering mengira bahwa tanaman Janda Bolong dan tanaman Monstera adalah dua jenis tanaman yang sama, tetapi sebenarnya tidak. Tanaman Janda Bolong adalah sebutan untuk jenis tanaman Monstera yang daunnya bolong. Jenis Monstera lain tidak termasuk sebutan Janda Bolong karena belahan pada daunnya yang terbuka hingga ke ujung daun tidak terlihat seperti bolongan.
Selain tampil cantik dan unik sebagai penghias rumah, tanaman ini juga cocok sebagai penyejuk di dalam ruangan karena tidak membutuhkan banyak cahaya matahari. Yuk, simak fakta-fakta menarik tentang tanaman Janda Bolong!
Meski terdengar mudah ditebak, asal mula nama tanaman Janda Bolong sebenarnya unik dan berawal di kalangan masyarakat Jawa. Dalam bahasa jawa, tanaman ini disebut ron phodo bolong yang artinya daun pada bolong. Ketika diucapkan secara singkat atau cepat, nama ini terdengar seperti ron dho bolong, sementara kata rondo dalam bahasa Jawa berarti janda.
Karena unik dan mudah diingat, kini nama tanaman Janda Bolong sudah menjadi trademark di Indonesia.
Semakin viral dan laris tanaman ini, semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkannya. Dengan nilai jual yang meroket, sekarang harga Janda Bolong bahkan sudah setara dengan harga kendaraan bermotor.
Kini, nilai jual tanaman Janda Bolong dapat mencapai ratusan juta. Harga dari sehelai daunnya saja bisa mencapai Rp15 juta. Jika tanaman ini sudah masuk ke kategori ukuran yang besar, harga jualnya bisa dihitung perhelai daun. Sementara itu, harga bibitnya saja yang termurah adalah Rp2 - 3 juta. Setelah beberapa waktu, bibit yang berhasil tumbuh dengan baik dapat dijual dengan harga mencapai Rp5 juta.
Sekarang, terdapat jenis Janda Bolong baru yang harganya jauh di atas jenis lain. Jenis baru ini adalah tanaman Janda Bolong yang telah mengalami mutasi genetik secara alami. Mutasi genetik ini mengakitbatkan daun Janda Bolong untuk memiliki warna yang majemuk termasuk hijau, putih, dan kadang juga kuning.
Sebelum terjadi mutasi tersebut, warna majemuk hanya terdapat pada jenis Monstera selain Janda Bolong. Jenis baru ini masih sangat langka dan banyak diincar penyuka tanaman hias. Harga satu pot jenis Janda Bolong ini dengan tiga daun saja dapat mencapai Rp90 juta, sementara tanaman yang masih muda dan kecil dihargai setengahnya yaitu sekitar Rp45 juta.
Tanaman ini merupakan jenis yang aslinya berasal deri Amerika Tengah. Sebenarnya, tanaman Janda Bolong dulu sangat langka ditemukan di Indonesia karena memang lebih banyak tersebar di benua Amerika. Namun, di antara lebih dari 48 spesies Monstera, jenis Janda Bolong termasuk yang paling cepat menyebar di Indonesia.
Tanaman ini menjadi sangat tenar di Indonesia semenjak seorang petani di daerah Bogor berhasil menjualnya kepada orang Jepang dengan harga Rp120 juta. Dari situlah banyak orang Indonesia yang terinspirasi membudidayakan Janda Bolong dan jenis tanaman Monstera lain. Walaupun memang butuh beberapa waktu bagi tanaman ini untuk menyebar di Indonesia karena teknik budidayanya yang sulit.
Walaupun memiliki teknik budidaya yang sulit, proses perawatan tanaman Janda Bolong tergolong mudah. Justru itulah salah satu alasan begitu banyak orang menyukainya. Di samping perawatannya yang mudah, Janda Bolong juga tangguh terhadap berbagai macam hama dan penyakit asalkan tanaman disimpan dan dirawat dengan baik.
Tertarik memelihara tanaman Janda Bolong? Yuk, pelajari cara merawatnya!
Janda Bolong merupakan jenis tanaman yang tidak memerlukan banyak cahaya matahari. Tanaman ini lebih cocok diberikan cahaya yang cerah tetapi tidak langsung. Cahaya matahari terik yang bersinar secara langsung justru tidak baik untuk Janda Bolong karena terlalu keras dan akan menyebabkan daunnya untuk menguning.
Bahkan, Janda Bolong dapat tetap hidup dengan aman dalam pencahayaan yang sangat minim sekalipun. Jika dibiarkan dalam kegelapan, tanaman Janda Bolong akan mengalami suatu gejala yang bernama fototropisme negatif. Fototropisme negatif adalah keadaan dimana daun dari suatu tumbuhan akan tumbuh ke arah kegelapan, bukan arah cahaya.
Selain kebutuhan cahayanya yang minim, tanaman Janda Bolong juga tidak perlu disiram sering-sering. Cukup satu sampai dua kali disiram dalam seminggu sudah dapat mendukung pertumbuhan tanaman Janda Bolong dengan optimal. Pastikan tanah sudah cukup kering sebelum Anda siram lagi dan jangan lupa untuk memberi pupuk selama pertumbuhan tanaman.
Tanaman Janda Bolong sebaiknya diletakkan di area yang lembap, cukup dengan suhu ruangan kira-kira 18°C hingga 30°C. Tanaman ini lebih baik dihindari dari ruangan dengan suhu di bawah 15°C. Untuk menjaganya agar tidak tumbuh secara berlebihan, pangkaslah tanaman secara teratur agar pertumbuhan terkekang dengan rapi.