Unsur-unsur desain interior merupakan aspek fundamental yang sangatlah penting dipahami. Pasalnya, itu menjadi sebuah acuan dasar saat membuat desain interior bangunan. Acuan dasar ini akan mempermudah Anda ketika merancang desain interior. Setiap unsur-unsur desain interior, semuanya akan saling selaras menciptakan keseimbangan, keharmonisan, dan keindahan, baik itu secara estetika maupun fungsional.
Lantas apa saja unsur-unsur desain interior tersebut? Ada 7 unsur-unsur desain interior, ini termasuk:
Ruang adalah elemen paling dasar yang harus dipahami sebelum membuat desain interior. Hal ini karena, “ruang” yang tersedia biasanya tidak dapat dengan mudah diubah, jadi Anda harus merancang desain interior sesuai dengan ketersediaan ruangan yang ada.
Sementara itu, ruang dibagi menjadi dua kategori: ruang positif dan ruang negatif. Ruang positif adalah tempat bagi objek—seperti sofa dan meja kopi—diposisikan, sedangkan ruang negatif mengacu pada area kosong dan celah antar objek.
Keseimbangan yang tepat antara dua kategori ruang tersebut sangat penting, agar tercipta keseimbangan dan keharmonisan yang baik di dalam ruangan. Itu juga memengaruhi kesan luas atau sempitnya suatu ruangan. Terlalu banyak ruang negatif di dalam suatu ruangan akan membuatnya terkesan lebih luas dan besar—tetapi, terlalu banyak ruang negatif juga dapat membuat ruangan terasa polos dan kurang impersonal. Sebaliknya, sebuah ruangan dengan terlalu banyak ruang positif bisa membuatnya terkesan sempit, sesak, dan kurang akses berlalu lalang di dalam ruangan.
Dengan memperhatikan unsur desain yang satu ini, Anda bisa menciptakan desain interior ruangan yang lebih nyaman dan proporsional. Namun, sebagai aturan umum, ruang negatif untuk berjalan di sebuah ruangan harus memiliki lebar minimal 1 meter, sementara jarak antara, katakanlah, sofa dan meja kopi, sekitar 50 sentimeter.
Bentuk adalah unsur-unsur desain interior lainnya yang mengacu pada furnitur, karya seni, aksesori dekoratif, atau objek 3D lainnya, dan termasuk bentuk ruangan itu sendiri. Dalam desain interior mengenal dua jenis bentuk, yaitu bentuk natural dan bentuk geometris. Bentuk natural memiliki garis dan sudut alami yang dibuat alam—biasanya tidak beraturan dan abstrak—sedangkan bentuk geometris menonjolkan garis dan sudut buatan manusia yang biasanya lebih simetris dan sharp.
Dengan menambahkan bentuk-bentuk yang serupa, itu dapat menciptakan harmoni dan keseimbangan di dalam ruangan. Sementara menambahkan terlalu banyak bentuk-bentuk yang berbeda dapat menimbulkan kesan membingungkan pada ruangan. Untuk itu, Anda bisa menggabungkan kedua bentuk, namun tetap memperhatikan proporsinya agar tidak berlebihan.
Unsur-unsur desain interior berikutnya adalah garis, yang bisa berupa garis vertikal, horizontal, dan dinamis. Garis pada ruangan sangat memengaruhi nuansa ruang itu sendiri—dapat membentuk harmoni, kesatuan, dan kontras—serta digunakan sebagai focal point untuk menarik perhatian.
Setiap jenis garis dapat menghadirkan kesan dan emosi yang berbeda ke dalam ruangan. Secara fungsional, garis vertikal, dari jendela dan pintu, dapat menciptakan ilusi ruangan yang lebih tinggi. Ini juga bisa membangkitkan perasaan ekspresif dan tegas.
Di sisi lain, garis horizontal, dari meja atau permukaan lain, dapat menciptakan ilusi ruangan lebih luas dan panjang. Ini juga bisa memberikan kesan stabilitas, formalitas, dan efisiensi. Tapi hati-hati, penekanan garis horizontal yang berlebihan bisa membuat ruangan tampak dull dan tidak bersemangat.
Sedangkan garis dinamis yang mengacu pada garis diagonal, zigzag, atau melengkung, dapat menambahkan sentuhan yang menyenangkan dan focal point ke dalam ruangan.
Pencahayaan termasuk ke dalam elemen dasar desain interior yang sangat penting. Ini karena, pencahayaan yang berkualitas—dari mana pun sumbernya, baik itu alami, buatan, atau kombinasi keduanya—dapat menyempurnakan unsur-unsur desain interior lainnya.
Di luar tujuan fungsionalnya, pencahayaan yang baik juga dapat meningkatkan suasana hati sambil menonjolkan warna, garis, ruang, bentuk, dan tekstur pada ruangan.
Sebelum memilih jenis pencahayaan, penting untuk mempertimbangkan aktivitas seperti apa yang akan dilakukan di dalam ruangan tersebut. Misalnya, ruang kerja membutuhkan pencahayaan terang untuk mendukung produktivitas. Di sisi lain, pencahayaan lembut mungkin lebih cocok diaplikasikan di ruang tamu.
Anda dapat menambahkan dimmer untuk mengatur tingkat pencahayaan di dalam ruangan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan; terang, lembut, atau redup.
Tak hanya pencahayan buatan yang berasal dari lampu, pencahayaan alami juga harus selalu diperhatikan melalui penempatan pintu dan jendela, atau cermin.
Warna juga termasuk ke dalam unsur-unsur desain interior yang tidak kalah penting. Pasalnya, warna bukan hanya bisa menciptakan suasana ke dalam ruangan, tetapi juga memiliki kekuatan untuk menonjolkan fitur pada ruangan dan memberikan ilusi ruangan terasa lebih besar, lebih terang, atau lebih nyaman. Serta, warna juga dapat memengaruhi suasana hati, merangsang respons fisik dan psikologis dalam tubuh.
Misalnya, mengaplikasikan warna merah pada ruangan dapat memberikan nuansa bersemangat atau intens. Pada saat yang sama, mengaplikasikan warna biru dan hijau biasanya dianggap dapat memberikan suasana menenangkan. Dan, mengaplikasikan warna peach dapat memberi suasana nyaman dan tenang, sekaligus membantu memaksimalkan pencahayaan alami.
Unsur warna saling berkaitkan satu sama lain dengan unsur-unsur desain interior lainnya. Untuk itu, dalam memilih warna, Anda juga perlu mempertimbangkan unsur ruang, bentuk, dan pencahayaan (alami dan buatan).
Tekstur merujuk pada permukaan tekstil atau objek lainnya. Ini adalah elemen yang sering diabaikan, padahal bisa memberikan dimensi pada ruangan. Tekstur dapat menambah interest dan detail ke dalam ruangan yang membuatnya lebih enak dipandang secara visual. Intinya, tekstur dapat melengkapi nuansa pada suatu ruangan. Selain itu, penempatan tekstur pada ruangan juga akan menambah penekanan dan kontras pada desain akhir.
Anda dapat bermain dengan beragam tekstur seperti lembut, kasar, glossy, doff, dan lain sebagainya untuk memberikan sentuhan dinamis pada ruangan.
Tekstur terbagi menjadi dua jenis, yaitu tekstur visual dan tekstur aktual. Pada tekstur visual mengacu pada semua permukaan objek yang dapat dirasakan atau dinikmati oleh mata.
Sementara tekstur aktual mengacu pada semua permukaan objek yang benar-benar bisa disentuh atau diraba. Tekstur aktual biasanya memiliki karakteristik 3D. Misalnya, bantal beludru yang dapat diapresiasi tidak hanya dengan mata tetapi juga dengan sentuhan.
Pola adalah elemen lain dalam unsur-unsur desain interior yang mampu menambah daya tarik dan menghidupkan ruangan, sama halnya dengan tekstur. Anda dapat menemukan sebuah pola pada wallpaper, soft furnishing, karpet, atau kain. Pola datang dalam berbagai jenis, seperti stripes, pictorial, abstrak, geometris, floral, dan animal prints.
Memasukkan pola ke dalam ruangan harus dilakukan dengan cermat untuk menghindari kesan ruangan yang berlebihan. Anda harus mempertimbangkan ukuran dan gaya ruangan, serta elemen desain lainnya. Ini untuk memastikan esensi ruangan tetap terjaga.
Untuk ruangan dengan gaya modern, Anda bisa memasukkan pola geometris atau abstrak. Atau, untuk ruangan dengan gaya tradisional, Anda bisa menggabungkan pola floral dan organik. Sebagai aturan umum, sebaiknya cukup memasukkan maksimal tiga pola ke dalam satu ruangan, yang semuanya harus selaras dengan skema warna dan gaya.
Itulah tujuh unsur-unsur desain interior yang perlu Anda dipahami, agar dapat menciptakan desain interior yang lebih baik, proporsional, dan mengesankan.