Louis Vuitton secara resmi membuka museum, yaitu Fondation Louis Vuitton untuk publik pada Oktober 2014. Selama delapan tahun museum dibangun dan siap menjadi pusat budaya untuk mempromosikan seni kontemporer karya seniman Prancis dan juga Internasional.
Baca juga, Memukau! Pameran Time Capsule Louis Vuitton di Jakarta
Berikut wawancara eksklusif CASA Indonesia bersama dengan Frank Gehry perihal seputar proyek desain Fondation Louis Vuitton.
Baca juga, Fondation Louis Vuitton: Mahakarya di Tengah Kota Paris
Ketika memulai suatu proyek, saya selalu mencoba memahami keinginan klien saya. Bernard Arnault menginginkan sebuah bangunan yang dapat menimbulkan kreativitas serta karya-karya seni kontemporer yang mudah untuk diakses siapa saja.
Ia sudah memiliki program dan gambaran bagaimana bangunan ini harus berfungsi. Kami membuat berbagai model program untuk mengolah kemungkinan berbeda dari gedung ini. Ketika sudah mendapatkan diagram fungsi ruang barulah mengeksplorasi sisi arsitekturnya. Kami berkerja sama untuk semua aspek desain proyek ini dengan Arnault.
Saya ingin bangunan ini dapat merefleksikan langit dan pemandangan hijau di Jardin.
Dari luar, alam sekitar Jardin terpapar di panel-panel kaca berbentuk layar dan ketika Anda di dalam bangunan, Anda dapat melihat ke luar dan merasa tiada batas dengan pemandangan di Jardin. Ketika Anda masuk melewati pintu utama, Anda seakan memasuki regatta kaca yang mengantarkan ke galeri museum sekaligus menyusuri keindahan Jardin.
Saya cukup familiar dengan Bois De Boulogne ketika dulu saya pernah tinggal di Paris di tahun 1960-an.
Ketika saya kembali lagi bersama Arnault, memori indah yang dulu terulang kembali. Saya merasakan panjangnya sejarah dari taman ini. Saya memahami tanggung jawab yang besar untuk merancang sebuah desain yang mengindahkan lokasi ini. Selain itu, rumah kaca dari abad ke-19 di tengah taman juga menjadi referensi saya dalam mendesain.
Batasan regulasi yang utama dalam proyek ini ialah pada tinggi struktur yang akan dibangun dan syarat bangunan yang harus kontekstual dengan letaknya yang ada di fasilitas publik.
Setiap lokasi itu berbeda, namun yang terpenting ialah menjadi lingkungan yang baik bagi sekitar, baik bangunan itu dari abad ke-19 atau pun berupa pepohonan.
Setiap proyek memiliki tantangannya masing-masing. Setiap kita bekerja, selalu memulai dari program, klien, lokasi tempat, anggaran dan juga rencana kerja. Lalu kita mulai merancang berbagai model dan bekerja bersama klien untuk menemukan layout yang sesuai agar dapat mengekspresikan jiwa dari sebuah bangunan.