Ornamen ukiran kayu terkenal memiliki tingkat kerumitan yang cukup tinggi. Itulah yang membuat nilai jualnya menjadi sangat mahal. Keindahan dan keunikannya membuat banyak karya ornamen ukiran kayu dipamerkan dalam berbagai pameran seni berskala internasional.

Karya seni ukir kayu adalah bentuk mengolah kayu menjadi bentuk dua dimensi ataupun tiga dimensi yang indah. Indonesia menjadi salah satu negara yang terkenal dengan banyaknya seniman ukir andal.

Dari banyaknya ornamen ukiran kayu khas Indonesia, berikut ini beberapa diantaranya. Simak!




1. Ornamen Ukiran Kayu Khas Toraja


Photo: courtina.id


Ornamen ukiran kayu khas Toraja, atau disebut dengan Passura’ Toraya, bisa Anda temukan pada interior atau eksterior rumah Tongkonan, rumah adat Toraja. Selain berfungsi sebagai penghias rumah, ukiran khas Toraja juga berfungsi sebagai pelengkap adat, pembawa keberkahan dan kemakmuran, serta penghormatan dan pelestarian ajaran leluhur mereka. 

Ada banyak jenis ukiran khas Toraja yang umumnya memiliki warna hitam, putih, merah, kuning, dan oranye. Masing-masing ornamen ukiran kayu yang dipahat di rumah adat Toraja ini memiliki maknanya tersendiri. Bahkan, ada beberapa jenis ukiran khas Toraja yang hanya bisa dimiliki oleh kaum bangsawan Suku Toraja. 

Satu jenis ukiran khas Toraja yang umum dan utama disebut dengan Pa’Tedong, yang bentuknya mirip dengan muka kepala kerbau, hewan yang sakral bagi masyarakat suku Toraja. Kata Tedong dalam Toraja berarti kerbau. Jenis ukiran ini melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat Toraja. Letak ukiran Pa’Tedong berada di indo’ para (papan besar teratas) pada dinding penyanggah badan rumah atau lumbung padi. 


2. Ornamen Ukiran Kayu Khas Jepara


Photo: Budi Wicaksono / flickr.com


Jepara merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang terkenal dengan karya seni ukirnya yang sangat indah. Popularitas ukiran hasil karya seniman Jepara tidak hanya populer di Indonesia saja, tetapi juga di kancah internasional. Dua motif ukiran kayu khas Jepara yang paling terkenal adalah motif Daun Trubusan dan motif Jumbai.

Ornamen ukiran kayu Jepara ini memiliki ciri khas bersifat akomodatif untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan dengan lingkungan sosial di dalam masyarakat. Hal ini menjadi sangat penting karena masyarakat Jawa umumnya mengutamakan keselarasan dan keseimbangan dalam kehidupannya sehari-hari. Selain itu, dalam seni ukir Jepara juga mengandung nilai-nilai berkaitan dengan nilai agama, nilai budaya, nilai moral, dan nilai filosofis. 

Seniman ukir Jepara menggunakan berbagai teknik ukir untuk membuat ornamen ukiran kayu, ini termasuk ukiran dalam (relief), ukiran melubangi (intaglio), dan ukiran tersembunyi (undercut), untuk menciptakan karya seni yang rumit, detail, dan indah. 

Ornamen ukiran kayu khas Jepara bisa Anda temukan dalam berbagai mebel, gebyok jepara, dan hiasan dinding. 


3. Ornamen Ukiran Kayu Khas Bali


Tak hanya ukiran kayu khas Jepara, ornamen ukiran kayu khas Bali juga tidak kalah populer, baik itu di Indonesia maupun internasional. Ukiran kayu khas Bali memiliki ciri khas tersendiri yang membuatnya mudah dikenali, yang biasanya berkaitan dengan filosofi agama Hindu—agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat Bali. Banyak ukiran kayu dengan motif pewayangan Hindu, seperti bentuk Dewi Saraswati, Dewi Laksmi, Rama dan Sinta, Dewa Ruci, Nakula & Sadewa, dan sebagainya. Motif hewan seperti burung, naga, singa, dan kura-kura juga sering ditemukan dalam ukiran kayu khas Bali.

Ornamen ukiran kayu khas Bali juga sering menggambarkan kehidupan sehari-hari, seperti upacara adat, tari-tarian, dan gambar-gambar yang mencerminkan kehidupan masyarakat Bali. Setiap ukiran memiliki makna dan simboliknya sendiri, yang menghubungkannya dengan nilai kepercayaan, nilai budaya, dan nilai sosial dan moral masyarakat Bali. 

Ukiran kayu khas Bali bisa Anda temukan dalam banyak dekorasi rumah, arsitektur tradisional, altar keagamaan, perabotan, patung, dan hiasan dinding. Hasil karya ini sering dijadikan sebagai suvenir atau barang kerajinan yang diminati oleh wisatawan yang mengunjungi Bali, lokal maupun mancanegara. 


4. Ornamen Ukiran Kayu Khas Dayak


Photo: courtina.id

Masyarakat Suku Dayak juga memiliki kekayaan budaya yang tergambar melalui seni ukirannya, yang bisa Anda temukan pada talawang atau perisai pelindung masyarakat Suku Dayak. Seiring berjalannya waktu, fungsi talawang sudah mulai mengalami pergeseran. Jika sebelumnya digunakan sebagai pelindung saat berperang, kini talawang lebih berfungsi sebagai benda pajangan yang bernilai estetis dan dekoratif, serta properti tarian adat Suku Dayak. 

Talawang suku Dayak memiliki ukiran yang sangat indah dan mengandung nilai magis yang kental, yang mampu membangkitkan semangat dan menjadikan kuat orang yang membawanya. 



Talawang biasanya berbentuk berpersegi panjang dengan ujung bawah dan atasnya yang lebih runcing. Ukiran Talawang pada umumnya memiliki motif burung Tinggang, burung yang dianggap sakral oleh masyarakat Suku Dayak. Ada juga motif kamang yang merupakan perwujudan dari roh leluhur Suku Dayak. Selain pada Talawang, motif-motif ukiran ini kemudian banyak dijumpai sebagai bagian dari desain interior rumah serta bagian-bagian arsitektur rumah. 

Ornamen ukiran kayu khas Dayak ini biasanya didominasi dengan warna-warna yang terang dan mencolok, seperti merah, putih, hitam, dan kuning. 


5. Ornamen Ukiran Kayu Khas Melayu


Ornamen ukiran kayu khas Melayu terkenal sederhana dan minimalis, yang bisa Anda jumpai di rumah-rumah adat Melayu, seperti jendela, pintu, tangga, bagian-bagian rumah lainnya. 

Karakteristik paling menonjol dari ukiran kayu khas Melayu ini adalah bentuk geometris dengan serangkaian garis-garis lengkung, lingkaran-lingkaran elastis dan tidak terputus, atau kombinasi keduanya, yang diukir secara dinamis dan indah. Ditambah dengan ukiran motif flora seperti bunga-bunga, daun-daunan, dan motif hewan seperti gambar ular, ikan, burung, atau ular naga. Selain itu, tulisan kaligrafi Arab juga digunakan dalam beberapa karya ukiran Melayu dengan memperhatikan estetika Islam.

Secara umum, seni ukiran kayu khas Melayu mencerminkan kelembutan, kebebasan, dan perasaan damai dan jauh dari sikap kasar masyarakatnya. 


6. Ornamen Ukiran Kayu Khas Asmat


Ornamen ukiran kayu khas Asmat adalah seni ukir tradisional yang berasal dari suku Asmat, yaitu suku pribumi yang mendiami wilayah pesisir bagian barat Papua. Seni ukir khas Asmat terkenal karena keahlian dan keunikannya dalam penggunaan bentuk dan simbolisme—menjadikannya memiliki nilai budaya yang sangat tinggi. 

Seni ukir Asmat sangat erat kaitannya dengan religi dan tradisi yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat Suku Asmat. Dengan kata lain, seni ukir Asmat menjadi tradisi dan ritual yang terkait dengan spiritualitas dan penghormatan terhadap nenek moyang mereka. Maka dari itu, orang Asmat percaya ornamen ukiran kayu merupakan alat ritual dan benda penghubung antara kehidupan di dunia manusia dan kehidupan di dunia arwah, sekaligus sebagai penyeimbang kehidupan. Kemudian, ukiran-ukirannya diberi nama sesuai dengan nama orang yang baru meninggal, sebagai pengingat pendahulu mereka. 

Kayu yang sering digunakan untuk membuat ornamen ukiran kayu ini berasal dari pohon-pohon lokal seperti kayu meranti, kayu sago, atau kayu benua (ironwood), yang dikenal kuat dan tahan lama. Bermacam-macam benda ukiran khas Asmat bisa Anda temukan pada patung kayu (bisj pole), perisai, dayung, tombak, busur, tifa, perahu, topeng, dan sebagainya. 



Itulah beberapa ornamen ukiran kayu khas Indonesia yang populer. 




Penulis: Calvin