Sudut pandang mengenai fungsi rumah tinggal bila ditinjau dalam tren arsitektur saat ini boleh dikatakan telah mengalami perluasan. Perancangan sebuah hunian tidak lagi sekadar memperhitungkan fungsi spasial dan estetika, namun juga pendalaman filosofi hasil adaptasi pemiliknya maupun inspirasi yang melatari ide di baliknya. Firma Jacobsen Arquitetura beranjak untuk menggagas rancangan bagi sebuah hunian di kota São Paulo, Brasil dengan mengoptimalkan sumber daya alam sebagai bentuk efisiensi sekaligus paparan alam yang akan menunjang kehidupan penghuninya.
Berdiri di atas lahan seluas 1660 meter persegi, firma yang dipimpin arsitek Paulo Jacobsen mengambil bentuk huruf L sebagai bangunan utama. Hunian tersebut dibagi menjadi lua lantai dengan batasan-batasan antar ruang dirancang seminimal mungkin. Salah satu yang menjadi fungsi utama pada hunian adalah pencahayaan alami di mana setiap ruang dilengkapi dengan jendela luas hingga menimbulkan ilusi ruang serba terbuka. Untuk mempertahankan privasi bagi penghuni, hampir seluruh eksterior hunian dilapisi panel dari balok-balok kayu dan disusun secara geometris yang dapat dibuka selayaknya fungsi jendela.
Baca juga, 5 Tips Merancang Rumah Tropis
Halaman menjadi prioritas kedua yang digubah oleh arsitek sebagai salah satu sumber daya alam yang akan dimanfaatkan sebagai penghijauan. Alasan utama merancang bangunan utama dalam bentuk L bertujuan untuk menciptakan sirkulasi udara ideal dengan iklim subtropis kota São Paulo yang rata-rata bersuhu sejuk namun memiliki serta sinar matahari cerah. Ukuran halaman yang cukup luas di sisi tengah hunian seakan menjadi landasan pusaran udara sekaligus dimanfaatkan sebagai kolam renang dan area bersantai.
Baca juga, Tips Membuat Taman Tropis di Rumah
Perencanaan rancangan hunian memang didasari keinginan penghuni yang mengidamkan rumah tinggal sarat keterbukaan, saling terintegrasi, dan menyegarkan. Oleh karena itu, garasi ditempatkan pada area basement sehingga lahan untuk hunian dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Pembagian ruang pada lantai dasar hunian dibagi menjadi ruang keluarga, ruang makan, area dapur, dan teras. Sementara lantai dua didesain sebagai area privat di mana terdapat kamar-kamar tidur, ruang kerja, dan ruang berkumpul khusus keluarga.
Karakter kuat yang terpapar pada area lantai dasar tampak jelas pada struktur minimalis seolah tidak ada batasan ruang antara bangunan utama dengan halaman. Sementara pada fasad bangunan, arsitek menggunakan pergola dengan teknik pemasangan yang dibedakan antara lantai dasar dan lantai dua untuk menimbulkan ilusi yang melindungi privasi penghuni. Sementara untuk paras lantai dua bangunan didominasi oleh panel-panel kayu berukuran besar yang dapat digeser agar sinar mentari dapat masuk secara menyeluruh. After all, easy going, well rested and sunny mornings are the things!
Baca juga, Desain Rumah Modern Tropis yang Sejuk. Ini Inspirasinya