Studio Air Putih adalah sebuah kantor biro arsitek dan desain interior milik pasangan Denny Gondo dan Joke Roos; yang baru saja meresmikan kantor terbarunya di kawasan Serpong. Pengenalan kantor Studio Air Putih @ Batu Bata yang bertepatan dengan Bintaro Design District 2018 ini sebetulnya hanya momen formalitas kepada kerabat dan masyarakat saja, karena Denny Gondo Architects dan Joke Roos Interior Consultant sudah menempati tempat ini sejak tahun 2016.






Sebelumnya, biro ini bersinggah di bangunan ikonis satu lantai selama 12 tahun. Kesuksesan yang meningkat menuntut mereka menambah kerabat kerja hingga membutuhkan tempat baru. Visi yang sederhana, namun berbuah karya yang luar biasa. Ini untuk kami... Rasanya itu frase pengantar yang cocok untuk kantor Studio Air Putih @ Batu Bata yang sedang marak dibicarakan orang.




Tumpukan 142.000 batu bata yang menyelimuti enam massa bangunan ini mencerminkan impian yang selama ini Denny dan Joke bayangkan, namun tertunda karena kebutuhan profesi. Uniknya, setiap kerabat yang beranjangsana ke kantor ini melontarkan seribu pertanyaan. Bagaimana tidak, langgam yang Denny dan Joke sugguhan di industri desain kerap mengandung kompleksitas dan detail berukir.

Namun “rumah” mereka justru bagai menghapus memori tersebut dan memulai hal baru. Tanpa ornamen, natural, dan dekat. Berada di kawasan perumahan, desain kantor ini ingin melebur dengan lingkungan sekitar.



Baca juga, Hebat! Intip 4 Desain Kantor Start-Up Unicorn Indonesia


Saat wawancara eksklusif dengan CASA Indonesia, Denny menyuarakan mimpinya, “Sebagai arsitek dan desainer, kami tentu memberikan desain yang terbaik dan disesuaikan dengan kebutuhan klien. Lalu bagaimana jika sekarang kami menjadi klien kami sendiri? Kami ingin buat sesuatu yang berbeda.”

Denny belajar dari karya Tadao Ando di Jepang, “Biasanya, kita tidak pernah bisa dekat dengan bangunan. Selalu ada jarak, misalnya terhalang oleh tanaman.” Pada bangunan ini, kita bisa bersentuhan dengan tubuh bangunan dan merasakan dinginnya material batu bata.


Di tahun 2014, ide perancangan berawal pada konsep green building dengan material low maintance. Dengan maket yang dibuat hanya dalam satu hari, ternyata proses pembangunannya memakan waktu hingga 2 tahun. Di atas lahan 1.600 meter persegi dan berbentuk selayaknya labirin, kantor ini memberikan pengalaman ruang sekaligus edukasi tentang human dimension, terutama untuk para klien.



Menyempit pada main entrance, para tamu akan menemukan area hijau seluas 100 meter persegi yang hening di tengah-tengah bangunan. Terkadang, hanya terdengar bunyi gesekan dari pohon Spathodea dan sapuan lidi di atas permukaan batu. Ruang rapat dan meja makan menjadi pendamping area terbuka ini. Studio Air Putih @ Batu Bata baru saja memenangkan IAI Awards 2018 untuk kategori perkantoran.


Baca juga, Berikut Daftar Nominasi Kohler Bold Design Awards 2018



Memang penggunaan batu bata ekspos terlihat sederhana, namun Denny merancang teknik bangunan tak kasat mata namun optimal. Dinding batu bata setebal 30 sentimeter disusun dua lapis. Di antaranya, terdapat ruang kosong selebar 10 sentimeter sebagai peredam panasnya matahari; yang kemudian dialirkan ke atas agar panas tidak terperangkap. Energi efisien membiarkan cahaya matahari masuk, namun tetap tersaring.



Kantor ini hanya menggunakan lampu saat senja menjelang. Pendingin buatan tetap tidak bisa dihindari di studio arsitek lantai satu dan studio desain interior di lantai dua, karena perangkat elektronik membutuhkan suhu dingin. Dari luas bangunan 1.022 meter persegi, terdapat satu massa bangunan yang berbeda. Kejutan yang tersembunyi itu adalah hadirnya kantor Studio Air Putih terdahulu. Utuh seperti rumah mereka selama satu dekade lalu. Putih, segitiga, dan berdiri dengan mantap.




Denny dan Joke ingin membawa memori yang menemani mereka tumbuh hingga seperti sekarang. Hadir sebagai saksi bisu dan diistirahatkan sebagai fungsi yang lebih tenang; sebagai perpustakaan dan living room. Dengan lantai marmer putih yang memantulkan cahaya, kolam ikan koi dan aquascape turut membuat nuansa yang berbeda dan sejuk di area ini. Puluhan pilar prisma segi empat adalah sentuhan manis yang dirancang terakhir di Studio Air Putih.




Dirancang sebagai pembagi area yang semi transparan, celah-celah di antara pilar tersebut memantulkan cahaya senja yang dramatis di bulan September. Pergerakan matahari yang terus berubah setiap bulannya membuat panggung cahaya di balik pilar tersebut menjadi hal langka dan istimewa. 


Wawancara dan styling foto oleh Raisa Benaya Ranti
Foto oleh Rakhmat Hidayat / CASA Indonesia