Terciptanya sebuah karya seni merupakan sebuah misteri yang sulit untuk dipecahkan. Manusia dengan perasaan dan pemikiran yang begitu kompleks, membuat pencarian jawaban dari misteri ini tidak mudah untuk dilakukan.
Konteks intensi dan ekspresi begitu dekat dalam terciptanya karya seni. Apakah intensi menjadi pendorong terciptanya sebuah kreasi atau justru tercipta usai sebuah karya seni tercipta?
Pertanyaan ini yang menjadi dasar pencarian oleh Rio Raharjo selaku penulis dalam pameran bertajuk “Intention, Please!”. Berlangsung di Edwin’s Gallery, Kemang, pameran ini menampilkan beragam karya seniman lokal dengan latar belakang, seperti seni lukis, desain grafis, kriya, patung mulai dari tanggal 12 hingga 24 Maret 2019.
Pameran dibuka bersama dengan kolektor seni Tom Tandio, Edwin Raharjo, dan Rio Raharjo. Dalam acara ini Rio berbagi bahwa ia tidak menempatkan dirinya sebagai kurator, namun lebih sebagai penulis. Penulis yang ingin mencari tahu lebih dalam mengenai intensi dalam sebuah karya seni.
Dalam proses eksplorasinya, ia menantang serta berdiskusi bersama dengan para seniman untuk menemukan bagaimana intensi ini muncul dan mempengaruhi karya seni milik mereka.
Beberapa karya memiliki intensi yang jelas dari sejak awal proses pembuatannya seperti yang ditampilkan dalam area awal pameran. Beranjak lebih dalam, terjadi perubahan posisi akan kapan intensi ini muncul. Intensi dalam karya tersebut bisa saja muncul saat di awal, di tengah, maupun di akhir proses seni.
Salah satu karya yang memiliki intensitas yang begitu tinggi adalah Tiga Hati oleh Uswarman. Dalam pembuatannya, sang seniman meluapkan perasaan yang dihadapinya dalam karya ini dan terus mengeksplorasi medium seni yang dianutnya hingga akhirnya mampu mengekspresikan intensi yang diinginkannya.
Tak dapat dipungkiri bahwa curahan ekspresi seniman dapat tercipta dari beragam alasan dan kondisi. Namun, bersama dengan investigasi dalam pameran ini, diharapkan para seniman lokal mampu menorehkan eksistensi yang lebih signifikan di antara gaya kontemporer yang semakin meleburkan beragam gaya seni yang ada.