Dengan teknologi dan ide kreatif yang dimiliki zaman sekarang, beragam rancangan rumah yang unik dan edgy tercipta hingga membuat semua orang juga ingin memiliki hunian seperti itu. Namun, tidak semua ide akan fasad rumah tersebut dapat Anda aplikasikan secara gamblang ke hunian Anda.  




Haliman House oleh W Office / William Sutanto


Penting sekali untuk mempelajari kehidupan dari sang pemilik rumah sebelum memutuskan desain dari fasad hunian tersebut. Tampak depan rumah atau dikenal dengan istilah fasad merupakan sebuah instrumen rumah yang mewakili kehidupan manusia yang hidup di dalamnya. Dengan demikian, tiap rumah dinilai memiliki karakter masing-masing dan mampu berevolusi sejalan dengan perubahan kebutuhan hidup serta zaman.


Kebun Raya House oleh Platform Architects / Platform Architects



Baca juga, 10 Inspirasi Fasad Rumah Modern


Maka dari itu, ketika Anda memiliki bayangan akan desain fasad rumah yang diinginkan, namun ada baiknya untuk tetap berkonsultasi dengan pihak professional seperti arsitek dahulu sebelum mewujudkannya. Ini berkaitan untuk menemukan program ruang serta desain yang dapat menjawab kebutuhan Anda secara tepat guna dan efisien.


Lalu, seperti apakah opini serta pemikiran para arsitek di Indonesia akan perihal fasad rumah di masa modern ini? Dalam kesempatan ini, CASA Indonesia mengajak para arsitek seperti ArMS, W Office, DFORM, PSA Studio, dan Platform Architects untuk membahas lebih dalam akan topik ini.


Titik Awal Perancangan

Menurut Joe Willenda (W Office) kebutuhan klien merupakan awal dari sebuah perancangan. Solusi akan tercipta usai mengulik hasil tukar pikiran antara arsitek dan klien. Setelah itu, proses desain akan beranjak ke perencanaan ruang dan layout yang mempertimbangkan konteks dari lokasi proyek atau hunian. Keseluruhan proses tidak berjalan secara linear namun akan terus dikaji hingga menciptakan fasad yang berkarakter.


Asera One East oleh W Office / William Sutanto



Baca juga, 25 Desain Rumah Minimalis 2 Lantai Untuk Keluarga Muda


Kaitan Luas Tanah dan Pembangunan Rumah secara Vertikal

Bagi Endang Sri Wahyuni (Platform Architects), proporsi antara luas tanah dengan pembangunan secara vertikal dinilai vital. Dikarenakan perlu adanya usaha untuk menstimulasi wujud fasad yang memberikan efek positif. Hal ini agar mempertimbangkan keselarasan skala bangunan rumah modern dengan lingkungan di sekitarnya.


Rumah Beton oleh PSA Studio / Mario Wibowo Associate


Gani House oleh Platform Architects / Vicky Tanzil




Sedangkan menurut Mande Austriono Kanigoto (DFORM), penting adanya pertimbangan komposisi serta proposi yang tepat antara tinggi bangunan dengan jarak di antara fasad dan pagar. Hal ini untuk menghindari perasaan intimidasi bagi pemilik rumah saat berjalan dari pekarangan hingga menuju ke dalam rumah.



BB House oleh DFORM / Mande Austriono



EN House oleh DFORM / Kiearch


Baca juga, Ide Desain Rumah Tropis Dengan Tampilan Fasad Unik


Proyeksi Fasad Rumah Modern dalam 5 Tahun mendatang

Muhammad Sagitha (ArMS) berujar bahwa berkat tools, seperti software 3D dan pemikirian klien di zaman modern yang kian terbuka, tak dipungkiri jika dalam kurun waktu 5 tahun akan semakin banyak eksplorasi desain fasad yang semakin berani dan out-of-the-box. Namun, perlu ditekankan agar desain ini mengedepankan fungsi serta lekang dengan waktu.



Rumah Aries oleh PSA Studio / Mario Wibowo Associate


Rumah Sela oleh ArMS / Sefval Mogalana 



Lalu, bagi Ario Wirastomo (PSA Studio) dengan kondisi alam yang semakin tidak menentu serta menipisnya persediaan bahan material, maka akan ada tuntutan untuk merancang fasad rumah modern yang mampu merespon isu tersebut. Sehingga tidak menutup kemungkinan akan kontribusi teknologi dalam penciptaan beragam material baru di masa depan.


Rumah Tampung oleh ArMS / William Sutanto


Rumah Tebet oleh PSA Studio / Awangga Klereng Creative


Foto teaser: S-House / GALI Associates / Link Studio