Sejak tahun 2003, National Museum of African American History and Culture (NMAAHC) hanya memiliki dua pegawai tanpa gedung yang layak. Namun kini sejarah masyarakat Afrika-Amerika telah mendapat tempat yang mewah di Washington D.C. dengan arsitektur yang representatif. Terletak berdekatan dengan Washington Monument, museum seluas 37.000 meter persegi ini dirancang oleh arsitek joint venture yaitu Freelon Group dari Kalifornia, Adjaye Associates dari London, dan Davis Brody Bond dari New York dan D.C serta engineer SmithGroup dari D.C.







Konstruksi gedung baru dimulai pada tahun 2012 dan terselesaikan pada akhir tahun 2015 lalu. Antusias pun datang sejak Oprah Winfery bersedia menjabat sebagai dewan penasihat  NMAAHC sejak tahun 2004 serta Presiden Barack Obama yang berpidato di groundbreaking ceremony pada akhir tahun 2012.




NMAAHC terbagi menjadi history galleries, culture galleries, serta community galleries dan telah memiliki 33.000 artefak. Selain galeri, museum bertingkat lima lantai ini juga memiliki teater dan diberi nama Oprah Winfrey Theatre berkat upaya penggalangan dana hingga USD 13 juta. NMAAHC yang siap dibuka untuk publik pada musim gugur tahun 2016 ini menjadi gedung paling sustainable dan memiliki struktur terkompleks di Amerika Serikat. 60% bangunan berada di bawah tanah dengan kedalaman 24 meter serta lebih dari setengah struktur berada di bawah tanah.






Signature terkuat dari museum ini adalah 3.600 lempengan besi bewarna perunggu yang disebut dengan Corona pada empat sisi fasad bangunan. Berupa lempengan yang disusun seperti puzzle, setiap lempengan memiliki porositas yang berbeda-beda sehingga menjadi unik. Bentukannya pun tidak sembarangan, corona ini terinspirasi dan didedikasikan untuk pengrajin di Charleston dan New Orleans. Ditengah-tengah museum lain yang menggunakan marmer dan batu kapur di National Mall, NMAAHC menyuarakan desainnya sebagai kultur Afrika-Amerika.




Foto oleh Freelon Adjaye Bond/SmithGroup, E-torch.org, Lawrence Barnes, Michael Barnes, Lawrence Jackson, Michael Barnes, Teodora Todorova