Di masa sekarang ini, banyak terjadi kerusakan alam dan polusi yang cukup memprihatinkan, mulai dari sampah yang bertebaran, bahan kimia yang merusak, eksploitasi kayu yang berlebihan, dll. Berdasarkan data yang diungkapkan oleh Greenpeace, kerusakan hutan di Indonesia mencapai 3.800.000 ha per tahun.
Hal ini dapat memberikan dampak yang sangat buruk bagi lingkungan dan dapat mengakibatkan penipisan ozon yang akan berdampak juga bagi manusia.
Oleh karena itu, banyak orang berlomba-lomba untuk membuat sebuah produk atau material yang ramah lingkungan. Trend Go Green sudah banyak digaungkan dalam café, resto, tempat wisata, dll. Hal ini juga berlaku dalam desain interior pada sebuah home living.
Sebenarnya, apa sih keuntungan menggunakan material ramah lingkungan dalam sebuah home living?
Pertama, sesuai dengan namanya, material ini tidak merusak lingkungan. Selain itu, material ramah lingkungan biasanya aman bagi penghuni di dalamnya, seperti penggunaan cat yang bebas racun, rangka bangunan yang bebas merkuri dan asbes, dan sebagainya.
Meskipun beberapa material ramah lingkungan memiliki harga yang cukup mahal, tetapi ada banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan sebagai kontribusi Anda terhadap alam. Sebagai inspirasi, Anda dapat meminimalisir biaya yang dikeluarkan dengan menggunakan material daur ulang.
Berikut beberapa ide material dan desain interior home living yang ramah lingkungan dan hemat energi:
Desain interior yang saat ini cukup trend adalah ruangan dengan partisi berupa kaca yang cukup luas dan langsung menghadap ke arah outdoor (taman luar). Selain memberikan kesan luas pada sebuah bangunan, partisi kaca juga dapat menjadi tempat masuknya sinar matahari, sehingga tidak diperlukan penerangan lampu pada siang hari.
Sinar matahari yang masuk dapat membantu menghemat energi, menghilangkan jamur, serta membunuh bakteri dan virus yang berterbangan di dalam rumah.
Kemudian, penggunaan ventilasi udara yang cukup besar juga dapat membantu untuk mengatur sirkulasi udara dari dalam rumah ke luar, dan sebaliknya agar penghawaan di dalam rumah tidak pengap dan cukup sejuk sehingga tidak perlu menggunakan AC.
Selain membersihkan udara di dalam rumah, ventilasi udara juga membuat Anda dapat mendengarkan suara gesekan daun, angin yang bertiup, dan sebagainya untuk membantu penghuni merasa rileks secara fisik maupun pikiran.
Barang bekas yang sudah tidak dipakai biasanya dibiarkan menumpuk dan rusak begitu saja. Tetapi, saat ini banyak orang berkreasi dan menghasilkan sebuah produk/furnitur baru yang memiliki desain unik dan menarik serta dapat dimanfaatkan sebagai elemen dekoratif maupun perabotan dalam interior sebuah rumah hunian.
Furnitur daur ulang dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu Reuse dan Recycle. Reuse adalah proses dimana barang yang sudah tidak terpakai akan diperbaiki dan digunakan kembali menjadi furnitur yang berguna (co: tong bekas menjadi kursi).
Baca juga, 9 Inspirasi Desain Rumah Hemat Energi
Sedangkan Recycle merupakan proses mendaur ulang barang yang tidak terpakai dengan menggunakan mesin atau alat tertentu sehingga menjadi sebuah furnitur baru (co: sampah plastik menjadi meja).
Salah satu merek produk yang dapat kita jadikan inspirasi adalah Oooms Design, yang berasal dari Belanda. Karya mereka berasal dari pemanfaatan barang bekas secara maksimal yang kemudian diolah menjadi sebuah produk interior yang menarik.
Menurut lembaga penelitian Chatham House, semen merupakan sumber dari sekitar 8 persen emisi gas CO2 di dunia. Dengan banyaknya gedung arsitektur baru yang mulai dibangun, dapat dibayangkan berapa banyak emisi gas CO2 yang akan dihasilkan.
Oleh karena itu, diperlukan material pengganti untuk mengurangi dampak buruk bagi lingkungan. Material yang satu ini sepertinya masih cukup asing di telinga sebagian orang, tetapi ini merupakan salah satu material yang cukup ramah lingkungan dan mulai digunakan dalam pembangunan beberapa gedung.
Beton Geopolimer merupakan beton yang terbuat dari campuran polymer inorganic dan fly ash (abu terbang) yang bermanfaat dalam mengurangi sampah industri dan emisi gas CO2.
Di Indonesia, fly ash (abu terbang) dapat diambil dari limbah batu bara, dan semakin banyak fly ash yang digunakan dalam konstruksi, maka harga yang dikeluarkan juga semakin murah karena jumlah limbah fly ash yang masih cukup melimpah.
Penggunaan AC (Air Conditioner) merupakan sesuatu yang tidak dapat kita lepaskan dalam aktivitas kita sehari-hari. Tetapi, tahukah Anda bahwa penggunaan AC dapat menghasilkan senyawa Cloro Fluoro Carbon (CFC) yang tidak ramah lingkungan dan dapat menyebabkan penipisan ozon.
Tetapi, saat ini telah dikembangkan AC dengan freon R32 yang lebih ramah lingkungan dan memiliki pendinginan suhu yang lebih baik dari freon tipe lainnya.
Freon R32 memiliki angka index dingin yang jauh lebih tinggi meskipun memiliki GWP (Global Warming Potential) yang lebih rendah dibandingkan dengan tipe freon lainnya.
Salah satu contohnya yaitu AC Samsung dengan tipe AR05 yang sudah sesuai dengan standar freon R32 dan aman digunakan bagi manusia serta tidak merusak alam.
Beton Hempcrete merupakan salah satu beton ramah lingkungan yang terbuat dari bahan bio-composit serta campuran dari ganja dan kapur.
Beton ini juga dikenal dengan nama Canobiote, Canosmose, dan Iso Chanvre. Selain itu, Beton Hempcrete juga dapat didaur ulang menjadi pupuk.
Beton Hempcrete memiliki beberapa keunggulan yaitu fire resistant, pest resistant, kedap suara, dan anti racun. Selain itu, keunggulan lain dari beton Hempcrete ini yaitu lebih elastis, lebih tahan retak, serta 7x lebih kuat dan 2x lebih ringan bila dibandingkan dengan beton biasa.
Sayangnya, beton Hempcrete ini masih cukup sulit ditemukan di Indonesia, karena penanaman tanaman ganja masih ilegal terutama dalam jumlah besar di wilayah Indonesia.
Baca juga, 5 Cara Menghemat Listrik saat New Normal
Salah satu perusahaan yang sedang giat membangun dan memproduksi beton Hempcrete adalah perusahaan American Lime Technology.
Berdasarkan pantauan dari Forest Watch Indonesia (FWI), Indonesia mengalami kerusakan hutan pada periode 2013-2017 yang mencapai rata-rata 1,47 juta ha/tahun, dan didominasi oleh Kalimantan dan Sumatera.
Salah satu penyebab utamanya yaitu penebangan hutan secara ilegal (illegal logging) dan salah satu penyumbang kerusakan hutan adalah pekerjaan konstruksi bangunan.
Seperti yang kita ketahui, hampir seluruh elemen interior dan perabot yang ada di rumah kita terbuat dari material kayu. Tetapi, tahukah Anda bahwa sebaiknya kita menggunakan kayu yang sudah bersertifikat untuk mengurangi kerusakan alam akibat penebangan pohon?
Kayu bersertifikat adalah kayu yang berasal dari hutan dan dikelola secara bertanggung jawab sesuai dengan standar yang ditetapkan. Beberapa cara untuk membedakan kayu bersertifikat atau ilegal adalah biasanya terdapat eco label SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) pada kayu.
Selain eco label SVLK, legalitas kayu juga dapat dilihat melalui ID Barcode yang menempel pada kayu bulat.