Wes Anderson akhir-akhir ini menjadi perbincangan di media sosial, bagaimana ia menyuguhkan visual yang unik dalam filmnya The Grand Budapest Hotel. Setiap frame dalam scene-nya memberikan visual yang simetris dengan arsitektur di sekitarnya, movement kamera yang unik dengan ciri khas teknik pengambilan gambarnya, dan didominasi warna pastel namun rona yang dipakai adalah warna yang mencolok.
Di mata Wes Anderson, setiap objek yang ada di kamera akan diperlakukan sebagaimana itu art dan konstruksi asli bangunan, dan ia menciptakan genre filmnya sendiri, dengan desain filmnya yang vibrant dan dramatic disetiap komposisi frame. Bukan hanya sebagai estetika saja, namun itu adalah cara Wes Anderson sebagai sutradara menyampaikan esensi cerita dalam naskah film kepada penonton.
Gaya arsitektur dan desain yang digunakan Wes Anderson sebagai sutradara memang berbeda, hal itu bisa terjadi karena Anderson juga memilki cita-cita sebagai arsitek, diungkapnya dalam interview bersama The Talk. Dengan begitu, Anderson dapat dengan mudah mengkonstruksikan objek arsitektur yang ada di filmnya dengan gaya sinematografi khasnya, dan mengimplementasikannya di berbagai alur cerita. Seluruh karya filmnya memiliki teknik pengambilan kamera, set, bahkan hingga ke pemilihan tema warna yang sama.
Baca juga, 7 Arsitek Lokal dengan Followers Instagram Terbanyak
Dalam dunia arsitektur, ada Luis Barrgan yang memiliki benang merah desain dan arsitektur yang sama dengan Wes Anderson. Desain yang dihasilkan oleh keduanya sama-sama menegaskan warna yang mencolok diantara warna pastel dan perpaduan corak atau bentuk yang abstrak namun tetap simetris.
Karena karakteristiknya yang unik, karyanya memenangkan BAFTA (British Academy Television Awards) sebagai The Best Screenplay pada film The Grand Budapest Hotel. Karya lainnya juga mewarnai berbagai nominasi, yang baru ini pada tahun 2021 filmnya yang berjudul The French Dispatch masuk nominasi Palme d'Or dalam Award The Cannes Film Festival.
Anderson memberikan sentuhan set dan skenario dalam film yang terkoneksi dengan color theory, seizing, dan pergerakan kamera yang zoom in and out. Teknik itu yang membuat The Grand Budapest menjadi sorotan dunia dan diikuti berbagai konten kreator. Konstruksi arsitektur yang dibuatnya terbilang sempurna, karena penempatan ditiap set sangat presisi yang bersamaan dengan karakter dalam ceritanya yang jenaka.
Tidak jarang Anderson menggunakan teknik miniatur di dalam karyanya, karena dalam membangun konstruksi yang sesempurna itu, butuh budget yang besar jika tidak dipangkas dengan teknik miniatur. Gaya film klasik yang digunakan bukan hanya itu, penempatan objek di tengah frame itu juga bagian dari di film klasik. Karena, dulu kala ada keterbatasan pada lebar lensa yang hanya 35mm dan hasilnya rasio 1:1.
Jika disimpulkan, Wes Anderson memunculkan kembali dan memperbarui elemen-elemen klasik dalam teknik film yang sedari dulu sudah ada. Dan juga, kepiawaiannya di dunia arsitektur sangat mengambil peran dalam menghadirkan gaya visual khasnya. Tekadnya dalam desain arsitektur yang ada di filmnya sangat membantu dalam menggambarkan seluruh plot cerita, karena waktu yang ada di dalam film untuk menceritakan tiap karakter terbatas, maka menggunakan desain arsitektur jadi suatu keharusan.