Berada di dalam masa pandemi seperti ini, tentu ruang gerak aktivitas yang ada sebelumnya menjadi terbatas. Hal tersebut kerap kali menghadirkan rasa bosan yang dapat mengganggu produktivitas dalam bekerja ataupun berkarya. Namun, dengan berada di rumah saja, ternyata ada banyak hal positif yang bisa diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari, seperti memperkaya ilmu serta mengasah kemampuan.
Mengakomodasi kebutuhan masyarakat Indonesia untuk terus menghasilkan karya terbaik, CASA Indonesia dan MRA Academy kembali menghadirkan CASA Academy yang diadakan menggunakan Zoom. Untuk edisi kali ini, CASA Academy mengadakan kelas menggambar virtual bertajuk Sketcher: Sketsa Dalam Pikiran bersama Rudy Dodo sebagai tutor.
Rudy Dodo merupakan Principal dan founder dari Trivium Design Group. Pada CASA Academy kali ini, Rudy Dodo membagikan ilmunya kepada para partisipan dalam menggambar sketsa. Baginya, hal yang terpenting dalam menggambar sketsa adalah melihat dan memerhatikan objek selama mungkin dan secara detail. Dengan mengaplikasikan sudut pandang ini, hasil sketsa yang dibuat akan memiliki proporsi yang sesuai dan dapat dikerjakan dalam waktu yang singkat.
Baca juga: CASA Academy: Apa Opini Desainer ini Soal New Normal?
Berdiri sejak 20 tahun lalu, Rudy Dodo mengambil nama Trivium untuk firma desainnya dari tiga aspek pendidikan dasar dari sebuah universitas tertua di dunia. Aspek-aspek tersebut meliputi logika, gramatika, serta retorika. Rudy Dodo mulai menggambar sketsa sejak umur 3 tahun dan saat memulai berkarir sebagai seorang desainer sembari mesih berstatus sebagai mahasiswa FSRD Trisakti, ia menyadari bahwa kegemarannya menggambar sejak masih kecil tersebut sangat memengaruhi kreativitasnya. Menurut Rudy Dodo, sketsa menjadi penting ketika berada di dalam pikiran.
Bagi pendiri Trivium Design Group, sketsa adalah proses pematangan desain. Sketsa membutuhkan teknik analisis sebelum akhirnya kembali dituangkan ke dalam sebuah karya yang yang lebih matang. Tentu saja, proses ini memiliki kemungkinan terjadinya kesalahan dalam mendesain, tapi hal ini juga mengasah kepekaan seseorang terhadap sebuah objek kreatif.
Sesi pertama dibuka dengan kelas menggambar arsitektur dengan melihat objek. Objek sketsa pada sesi pertama CASA Academy ini merupakan hasil fotografi dari trip pribadi Rudy Dodo saat ke Maroko awal tahun lalu. Secara interaktif, Rudy Dodo menginfomasikan cara menghasilkan gambar yang proporsional pada para peserta. Sembari menggambar sketsa, Rudy Dodo juga mengarahkan agar para peserta dapat memperhatikan garis yang digambarnya, sehingga tidak ada disorientasi bentuk pada hasil sketsanya nanti.
Baca juga: Punya Rumah Minimalis 100 M2? Simak 7 Tips Buat Rumah Jadi Lapang
Sesi kedua dari CASA Academy edisi ini adalah menggambar objek bebas. Para peserta diharapkan untuk memiliki objeknya masing-masing, namun tersedia juga objek berupa tangan kayu yang disediakan oleh Rudy Dodo untuk diikuti oleh para peserta. Pada sesi ini, cara menggambar yang dilakukan masih tetap sama, yaitu mengamati objek selama dan serinci mungkin.
Setelah para peserta mengamati objek selama mungkin, pada sesi ini Rudy Dodo juga mengarahkan para peserta untuk menggambar tanpa melihat objek sama sekali dalam prosesnya. Para peserta diharapkan untuk dapat menghasilkan gambar dari proses memerhatikan objek sebelumnya mulai dari sudut, proporsi, serta garis-garis yang saling menyambung pada objek tersebut. Para peserta diarahkan untuk membelakangi objek tersebut dan hanya menggambar mengandalkan memori atau ingatan.
Untuk objek tangan yang digambar, Rudy Dodo memberi arahan kepada para peserta untuk memiliki sudut pandang dalam menganggap objek mengikuti garis-garis yang dapat terlihat. Dengan mengikuti cara tersebut, gambar akan lebih mudah dibuat daripada harus menggambarkan objek secara keseluruhan.
Baca juga: 5 Desain Kamar Mandi Minimalis Di Rumah Lahan Terbatas
Rudy Dodo pun menambahkan, dalam menggambar sketsa, tingkat kemiripan berkisar 80 persen sudah dirasa cukup untuk menghasilkan gambar yang baik. Namun, yang perlu diperhatikan selain aspek itu adalah proporsi dari gambar itu sendiri. Terkait estetika, ia pun menambahkan bahwa tidak ada pakem khusus dalam menggambar sketsa. Semuanya hasilnya akan kembali lagi mengikuti dari gaya masing-masing individu.