Keterbatasan lahan rumah kian sulit mewujudkan impian untuk memiliki taman di hunian. Padahal rasa sejuk akan dengan mudah tercipta ketika hunian dilengkapi dengan taman.
Ditambah pula dengan maraknya masyarakat di perkotaan yang memilih untuk tinggal di apartemen. Impian untuk berkebun di taman semakin sulit untuk di realisasikan pada vertical living seperti ini.
Kehadiran elemen hijau yang dimiliki oleh taman disinyalir mampu memberikan efek positif bagi penghuni. Di antaranya adalah menjadi pemasok oksigen sehingga menciptakan hunian yang lebih sehat bagi orang yang tinggal di dalamnya. Tak luput pula secara psikologis membantu menciptakan rasa bahagia dan energi positif bagi terhadap penghuni.
Hal inilah yang turut membuat tanaman hidroponik kian populer menjadi pilihan di hunian. Beberapa alasan lainnya adalah terkait practicality, ekonomis, serta turut menjadi pilihan desain yang berkelanjutan.
Jadi, manfaat apa sajakah yang dapat Anda temukan jika menciptakan kebun/taman dengan tanaman hidroponik? Mari jelajahi bersama CASA Indonesia penjelasannya di bawah ini.
Bagi Anda yang tinggal di apartemen, hunian dengan lahan terbatas, ataupun berada di kawasan yang memiliki kualitas tanah yang kurang bagus, faktor ini akan menarik perhatian Anda. Tanaman hidroponik cukup ditaruh di medium air yang diberi nutrisi untuk tumbuh.
Disinyalir beberapa jenis tanaman tumbuh 20% lebih cepat dibandingkan saat ditanam di tanah.
Berkat tanaman yang tidak memerlukan akar terlalu panjang, tanaman hidroponik dapat ditanam berdekatan sehingga mampu menghemat ruang kebun yang diperlukan.
Agar menghindari penguapan air, wadah tanaman hidroponik kerap mengadaptasi sistem tertutup.
Tak hanya untuk menghiasi taman, sebagian besar tanaman hidroponik dapat Anda konsumsi pula.
Usai mengenal keuntungan dari tanaman hidroponik, ada beberapa faktor yang patut dicermati sebelum mengaplikasikannya di hunian. Faktor tersebut di antaranya adalah
- Luasan ruang yang dimiliki,
- Tanaman yang ingin ditanam,
- Budget, serta
- Waktu luang yang dapat disisihkan untuk merawat tanaman.
Terkait kebutuhan ruang serta elemen menanam dalam metode hidroponik, perlu diperhatikan beberapa pertimbangan sebelum memulai berkebun.
Apa sajakah pertimbangan tersebut? Simak rangkumannya di bawah ini.
Bagi Anda yang baru mencoba menanam dengan sistem hidroponik, terdapat beberapa jenis tanaman yang cocok untuk para pemula. Beberapa contohnya adalah sayuran hijau (selada, bayam, dan kubis), rempah-rempah (basil, peterseli, oregano, ketumbar, dan mint), tomat, stroberi, dan merica.
Mengapa tanaman-tanaman ini tepat untuk para pemula? Alasannya adalah dikarenakan cenderung dapat tumbuh dengan cepat serta tidak membutuhkan perawatan yang terlalu intens. Dengan demikian, hal ini memudahkan Anda untuk mempelajari, terbiasa, serta paham lebih dalam akan sistem menanam.
Seringkali tanaman hidroponik ditanam di area indoor dan membutuhkan akses cahaya minimal 6 jam dalam sehari. Jika Anda tidak memiliki akses cahaya alami untuk area berkebun hidroponik, terdapat beberapa tipe lampu yang dapat Anda gunakan sebagai pengganti cahaya matahari.
Pertama adalah HID (High-Intensity Discharge) Light Fixture dikarenakan memancarkan sinar berwarna merah atau orange. Lalu, lampu T5 karena mampu memancarkan sinar fluorescent dengan temperatur serta energi rendah.
Kondisi Ruang
Atur ruang bercocok tanam dalam suhu antara 68 hingga 70 F dengan kelembapan relatif sekitar 40 sampai 60%. Penyesuaian ini nantinya dilakukan guna menghindari terciptanya jamur pada tanaman.
Selain itu, penting pula ruangan diberi asupan karbon dioksida yang cukup guna membantu mempercepat tumbuhnya tanaman.
Level pH ideal untuk sistem hidroponik adalah 5.8 hingga 6.2 yang dapat Anda ciptakan dengan bantuan larutan kimia. Tak luput pula untuk menyaring suplai air pada sistem, jika sumber air di hunian mengandung elemen mineral cukup tinggi.
Hal ini nantinya akan mempengaruhi peleburan nutrisi tambahan yang perlu Anda suntikkan pada sumber air dalam sistem hidroponik.