-
Rumah Kembar untuk Kakak Beradik, Serupa Tapi Tak Sama!
Tumbuh berdampingan sejak dalam kandungan ibu hingga menjalani bisnis bersama, kedua saudara kembar ini memutuskan untuk hidup mandiri di hunian masing-masing namun dalam satu rangkulan. Satu lanskap seluas 1.150 meter persegi di kawasan Candi, Semarang ini diisi oleh dua rumah kembar.
Diberi nama Twin House (TH), hunian ini berparas serupa namun menyuarakan karakter introvert dan extrovert; sesuai dengan kepribadian sejak kecil. Bagi Willis Kusuma selaku arsitek, “hunian ini mengusung grid struktur yang sama, sebagai metafor anak kembar yang berasal dari DNA yang sama.” Perbedaan ditampilkan dalam rupa fasad dan program ruang di dalamnya.
TH1 didedikasikan untuk ‘sang extrovert’, sehingga nampak bentangan kaca dan bukaan yang besar dari kejauhan. Di sisi lain, TH2 untuk ‘sang introvert’ diselumuti oleh fasad yang solid. Untuk program ruang, owner TH1 menginginkan ruang keluarga tambahan di lantai dua dan master bedroom yang menjadi bagian dari lanskap, sehingga hunian ini minim sekat serta memiliki kamar tidur di lantai dasar.
Berbeda dengan TH2 yang mengakomodasi perasaan privat di master bedroom sehingga diletakkan di lantai dua berikut pemandangan ke arah bukit yang tentram. Hunian dengan pemandangan bukit membawa nostalgia bagi kakak beradik ini, karena memberikan pengalaman kebahagiaan yang serupa di rumah orang tua mereka.
Berangkat dari kedekatan mereka dengan alam, Willis Kusuma Architects melengkapi hunian ini dengan teras terbuka yang cukup besar untuk menikmati keindahan alam. Selain menggunakan pohon Pule, hunian ini menggunakan pohon Damar yang ditanam cukup rapat dan menciptakan suasana mini forest di sekeliling rumah.
Di antara kedua rumah, terdapat reflecting pond yang sangat membantu menurunkan suhu mikro di area outdoor. Pada dasarnya, walaupun dipersiapkan untuk menunjang kebutuhan di masa mendatang, namun kedua bangunan ini mewadahi hobi kedua individu yang relatif masih muda.
Memiliki hobi mainan dan kendaraan bermotor, area showcase khusus koleksi mainan dan driveway yang cukup besar tercermin secara menyenangkan untuk masing-masing individu. Beton ekspos yang menyelimuti secara merata dianggap sebagai material yang merepresentasikan solidity of building.
“Kami sebagai arsitek berpikir bagaimana menciptakan suatu desain yang terus bertahan terhadap perubahan cuaca dalam jangka waktu yang panjang. Pada akhirnya, beton menjadi salah satu pilhan yang paling logis,” papar Willis.
Fotografi oleh Mario Wibowo
Arsitek dan Desainer Interior oleh Willis Kusuma Architects
-