Karya-karya arsitektur yang mutakhir dan mencengangkan tiada henti diberitakan. Salah satu benang merah dari karya tersebut adalah lokasinya yang berada di negeri Tiongkok.
Beragam karya dengan wujud berskala besar dan tampilan fisik out of the box semakin marak menggandrungi dunia arsitektur di sisi timur ini. Namun tak hanya menyimpan karya arsitektur yang luar biasa, Tiongkok turut menelurkan berbagai arsitek legendaris serta patut untuk diperhitungkan dalam beberapa waktu kedepan.
Siapa sajakah sosok arsitek asal Tiongkok yang memiliki karier serta karya menakjubkan? Simak ulasannya dalam daftar berikut ini.
Bagi praktisi di bidang arsitektur, nama I.M. Pei sudah tak asing lagi dan disinyalir sebagai arsitek asal Tiongkok yang paling terkenal di dunia.
Publik mengenal beliau melalui karya legendarisnya yaitu piramida di Museum Louvre, Paris. Peraih Pritzker Prize ini dikenal menghabiskan sebagian besar hidup serta kariernya di Amerika Serikat. Namun, alumni dari MIT dan Harvard ini sebenarnya lahir dan dibesarkan di Guangzhou, Tiongkok.
Baca juga, Arsitek I.M. Pei Tutup Usia, Ini 10 Karya Terbaiknya!
Arsitek berbasis di Hangzhou, Tiongkok ini pernah berujar bahwa Tiongkok merupakan lahan konstruksi terbesar di dunia. Namun mayoritas material yang digunakan adalah semen dan metal. Maka dari itu, ia bertekad untuk menyemarakkan metode tradisional dalam konstruksi modern.
Bersama karya ikonisnya, yaitu China Academy of Art Xiangshan Central Campus, arsitek yang mempelopori Amateur Architecture Studio ini berhasil memukai para juri hingga menghantarkan gelar Pritzker Prize baginya pada tahun 2012.
Baca juga, Transformasi 5 Kota Megah Tiongkok
Meraih penghargaan dalam ajang Aga Khan Award serta medal Alvar Aalto merupakan pencapaian yang dimiliki arsitek bernama Zhang Ke.
Konsep adaptive reuse merupakan signature dalam ciptaan arsitek yang memprakarsai ZAO/Standardarchitecture. Proyek Cha’er Children’s Library and Art Center merupakan salah satu dari sekian karya ikonis dari arsitek yang tercatat sebagai alumni dari Tsinghua University dan Harvard’s Graduate School of Design.
Baca juga, CIFF 2019: Trendsetter Dunia Desain di Negeri Tiongkok
Berbekal pengalaman bekerja di bawah asuhan Peter Eisenman dan Zaha Hadid, arsitek Ma Yansong memutuskan untuk mendirikan MAD Architects pada tahun 2004.
Dalam praktiknya, arsitek ini kerap menyilangkan bentuk organik yang terinspirasi dari alam dengan teknologi sehingga mencetuskan karya yang futuristik. Ini pula yang menghantarkannya dalam menciptakan Living Garden Pavilion di Beijing dan membuat publik menantikan selesainya karya terbesar yang pernah ia garap, yaitu Nanjing Zendai Himalayas Center.
Baca juga, Tempat Bermain dan Belajar, The Pinch Library
Berdiri sejak tahun 2001 di kota Shanghai, Tiongkok, Atelier Deshaus merupakan firma arsitektur yang diprakarsai oleh Liu Yichun dan Chen Yifeng.
Tak hanya berkiprah di dunia akademis, kedua founder ini terus mengekplorasi esensi utama dalam perancangan arsitektur. Tercatat karya ikonisnya yang mengadaptasi konsep brutalis, yaitu Long Museum West Bund di Shanghai serta proyek yang mengangkat etik serta nilai poetik dari kehidupan tradisional pada restoran bernama Tea House in Li Garden.