Bermain dan bersenang-senang adalah salah satu kebutuhan primer di masa kanak-kanak. Untuk itu, suasana bermain sangat perlu dibangun seiring dengan perkembangan imajinasi anak-anak yang penuh dengan cerita.
Salah satu caranya adalah dengan menciptakan fasilitas bermain.
Selain menjadi wadah untuk beraktifitas, tempat bermain juga berguna sebagai sarana belajar yang memicu perkembangan motorik, daya ingat, dan psikologi anak.
Kali ini, CASA Indonesia bekerja sama dengan Alex Bayusaputro, selaku principal Genius Loci, untuk memberikan pemahaman penting seputar playground.
Nama seorang Alex Bayu memang lebih dikenal sebagai desainer interior high-end residences.
Namun ternyata, ia memahami detail-detail dasar untuk sebuah ruang bermain.
Hal ini bisa dilihat di beberapa proyeknya, seperti Carniville di Miniapolis, Plaza Indonesia, Botanica Apartment Kids Playground, Simprug, serta kids club di Hotel Indonesia Kempinski.
Berikut poin-poin penting yang perlu diperhatikan dalam merancang playground/ruang bermain, seperti pencahayaan, siklus gerak, dan material yang tepat.
1. Imajinasi adalah Kunci Utama
Secara psikologis, gubahan ruang mengandung pengertian untuk membangkitkan emosi akan makna keindahan.
Walau terkesan hanya untuk bermain, konsep ruang dalam sebuah ruang bermain sangat penting sebab di sinilah imajinasi anak berkembang.
Lihat saja konsep animal farm pada kids club di Hotel Indonesia Kempinski atau konsep hutan di Botanica Apartment Kids Playground.
“Kami tidak ingin membuat desain yang realistis. Kami hanya merancang dalam bentuk simbol- simbol representatif. Kami membiarkan imajinasi dari setiap anak menafsirkan konsep tersebut.” papar Alex.
2. Besaran Ruang
Semakin luas sebuah ruang bermain, semakin baik manfaatnya karena mampu memberi kebebasan dan totalitas bagi anak dalam beraktivitas.
Namun, luas yang terbilang kecil, semisal 150 meter persegi masih dapat dikategorikan dalam luas minimum yang bisa dijadikan ruang bermain anak.
Ruang seluas 150 meter persegi bisa menampung sepuluh hingga dua belas anak untuk berlarian dan bersandingan dengan mainan-mainan tambahan lainnya.
Kebutuhan ruang tentunya akan semakin besar jika ruang bermain menyediakan fasilitas tambahan, seperti nursing room atau kids’ toilet.
3. Menentukan Pencahayaan
Pencahayaan yang ideal dan tertata dengan baik akan memudahakn anak dalam berakftifitas.
Warna pencahayaan daylight 3000-3200 K adalah pilihan tepat untuk sebuah ruang bermain.
Rentang daya tersebut membuat anak tetap aktif dan terjaga.
Dari segi desain, warna pencahayaan yang tidak terlalu kuning dan putih ini memberi suasana ruang yang segar dan dapat meningkatkan warna pada ceiling.
Mengoptimalkan pencahayaan alami memang baik tetapi material tembahan, seperti sandblast sticker misalnya, juga sebaiknya diterapkan agar ruangan tidak terlalu silau sebab mata anak-anak masih butuh penyesuaian dalam penyerapan cahaya.
4. Menentukan Suasana dari Warna
Pemilihan warna pada ruang yang ditujukan bagi anak-anak adalah warna yang memberi kesan nyaman, ceria, dan semangat.
Di bawah alam sadarnya, anak-anak akan lebih tertarik dengan warna-warna yang cerah dan kontras, seperti biru, merah, dan kuning. Warna mampu menstimulasi rasa aktif dan mereka di saat bermain.
Namun, penggunaan warna-warna cerah perlu dibatasi agar anak tidak menjadi hiperaktif.
Warna cokelat dan natural, seperti melalui pengaplikasian material kayu, banyak berperan dalam konsep desain ruang bermain untuk meredam kecerahan warna-warna primer.
Untuk ruang bermain yang berukuran mini, material kayu justru bisa memberi kesan luas, seolah sedang berada di tengah alam bebas.
Hal lain yang perlu diingat, intensitas suara anak saat bermain cukup tinggi dan riuh.
Oleh karenanya, penggunaan material karpet dan kain pada semua elemen interior sangat tepat untuk menyerap suara.
5. Manfaat Permainan Bentuk dan Pola
Semua elemen dan furnitur pada ruang bermain harus bersudut tumpul untuk keamanan.
Wall dan ceiling treatment yang berbentuk geometris akan membantu anak dalam mengenal bentuk-bentuk dasar dan warna.
Hal ini terlihat dari kids club, Hotel Indonesia Kempinski. Di tempat tersebut, anak-anak bebas menjelajahi lubang-lubang dan papan perosot atau slide.
Selain itu, fleksibiltas dari material karpet maupun kain bisa dimaksimalkan untuk eksplorasi pola pada dinding dan lantai misalnya, permukaan lantai menggunakan karpet yang dibuat cekung atau melengkung merepresentasikan danau dan perbukitan.
Foto oleh Genius Loci