Di tahun keduanya, Bintaro Design District (BDD) 2019 kini mengusung tema “Inclusivity”. Mengutip Andra Matin, arsitek sekaligus penggagas dan kurator dari BDD 2019, tema “Inclusivity” dipilih sebagai wujud ‘pengabdian’ para arsitek kepada lingkungan sekitar.
Baca juga: Temukan 8 Info Penting Bintaro Design District 2018
Lalu seperti apa wujud dari pengabdian-pengabdian tersebut? Berikut rangkuman CASA Indonesia tentang 5 hal wajib yang perlu diketahui tentang Bintaro Design District 2019.
Meski bisa disebut sebagai pameran instalasi, perhelatan Bintaro Design District tidak hanya dilakukan di satu tempat saja, melainkan tersebar di seluruh area Bintaro, dan beberapa di Jakarta.
Di luar Jakarta misalnya, Anda bisa menyaksikan instalasi Hapa Zome, taman gantung di ruang terbatas yang terdapat di Odori Residence, Kebayoran Lama, Jakarta.
Di Bintaro pun, lokasi pameran juga tersebar, mulai dari Jalan Manyar, Pondok Aren, dan Jalan Taman Timur Bintaro menampilkan instalasi, open architecture, hingga pameran sketsa yang tentu sayang jika Anda lewatkan.
Agar Anda tidak kesulitan, CASA Indonesia menyarankan Anda untuk membawa alat transportasi sendiri dan mengunduh aplikasi BDD untuk informasi lebih detail di sini.
Mulai dari arsitek, desainer produk, fashion, interior, hingga sinematografer akan terlibat di dalam perhelatan BDD 2019.
Baca juga: 9 Arsitek dan Desainer Indonesia Sukses di Luar Negeri
Nama-nama partisipan yang terlibat diantaranya AlvinT, Mana Living, Kandura Studio, Andramatin, Budipradono Architects, Studiodasar, LeBoYe, serta Monoponik.
Dari puluhan desainer yang terlibat tersebut, akan tampil berbagai macam karya-karya mereka seperti Incluture, furnitur experimental design multifungsi di ruang publik yang dikaryakan oleh Gart Architects, juga pameran "Fingerprint" dari perupa dan pelukis muda, Putri Taufik.
Tema “Inclusivity” menghadirkan instalasi-instalasi ramah lingkungan yang sengaja dibuat untuk kepentingan masyarakat. Hal tersebut merupakan bukti ‘pengabdian’ dari partisipan yang terlibat di dalam BDD 2019.
Instalasi Ujung Komplek oleh Mana Living menghadirkan ruang komunal sustainable untuk perumahan yang lebih inklusif, lalu Soseki Design Studio juga mendesain ulang cincau cart yang akan dimobilisasi di kawasan Bintaro Design District 2019.
BDD 2019 juga mengajak Anda mengunjungi kantor-kantor studio arsitek yang tersebar di Bintaro. Anda tidak hanya diajak melihat visual kantor yang menggugah, tetapi juga menjadi saksi atas karya-karya terbaru mereka.
Studio-studio yang menyelenggarakan open studio antara lain Budipradono Architects, Studio TonTon, MNTS Studio, dan The Lapan Open Studio.
Tidak hanya instalasi, BDD 2019 juga menghadirkan ragam workshop seperti Hela Rotane Workshop, sesi mengolah material rotan menjadi living products yang diprakarsai impac+ dari Studiohiji.
BDD 2019 juga menggelar LafargeHolcim Awards Talk yang dihadiri oleh banyak pembicara, salah satunya adalah Prof. Gunawan Tjahjono, dosen arsitektur Universitas Indonesia.
Selain itu, Anda juga bisa menghadiri sesi screening dan diskusi terkait film-film arsitektur yang dilakukan oleh Studio Sae, Peopole, dan Titian Bintang Production.
Simak juga bincang-bincang CASA Indonesia dengan Andra Matin mengenai BDD 2019 di bawah ini.