Sejak tahun 2011, seniman asal San Francisco, Alexis Arnold gemar mengumpulkan buku-buku bekas yang ditemukan di jalan dan diolah menjadi sebuah karya seni. Ia mengolah buku-buku tersebut dengan mengkristalisasinya menggunakan borax, sehingga membentuk sebuah artefak atau spesimen batuan geologi.
Cerita tentang sejarah, waktu, fungsi, serta ingatan menjadi alasan utama mengapa Alexis membekukan buku-buku tersebut. Melalui proses preservasi, menurutnya buku-buku usang yang dikristalisasi tersebut mampu merefleksikan ilusi mengenai sebuah pergerakan atau arti hidup.
Baca juga: Bersiaplah, Good Design Indonesia 2020 Segera Dimulai
Hingga tahun 2019, lebih dari 50 buku telah dipreservasi dan beberapa koleksi tersebut berasal dari karangan populer seperti Moby Dick, Madame Bovary, serta Gulliver’s Travel.
Baca juga: Anata Rupa, Instalasi Yang Sarat Nilai Budaya Indonesia