Jika Anda melihat sekitar dan menemukan tembok atau panel kayu dengan ragam pola yang menutupi jendela, benda tersebut biasa dinamakan secondary skin.
Baca juga: 10 Tips Dekorasi Rumah Minimalis yang Praktis dan Mudah
Secondary skin adalah lapisan kedua eksterior hunian. Lebih jelasnya secondary skin adalah lapisan tambahan pada bangunan yang umumya transparan atau berongga dan dipasang di depan dinding bangunan.
Secondary skin pertama kali diaplikasikan Richard Steiff pada bangunan Steiff-Factory awal 1849. Pengaplikasiannya ketika itu hanya berupa lapisan transparan yang digunakan untuk memaksimalkan cahaya matahari juga mereduksi panas dan dinginnya udara dari luar bangunan.
Baca juga: Apa itu Desain Biophilic dan Bagaimana Penerapannya?
Karena implementasi secondary skin cukup berhasil, arsitek-arsitek lain mulai mengikuti Steiff dan mengaplikasikan secondary skin; Otto Wagner untuk Bank Tabungan Kantor Pos di Wina pada 1903, Moisei Ginzburg untuk gedung Narkomfin pada 1928, lalu Le Corbusier untuk Centrosoyuz di Moskow, Cité de Refuge dan Immeuble Clarté di Paris.
Penggunaan secondary skin kini begitu mudah ditemukan, baik bangunan komersial maupun non-komersial. Secondary skin lalu mulai digunakan untuk menyiasati tingginya paparan sinar matahari akibat bukaan yang lebar pada fasad hunian.