Merayakan hari jadi ke-40 tahun, Teater Koma didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation mempersembahkan kembali lakon Opera Ikan Asin pada tanggal 2 hingga 5 Maret 2017. Bertempat di Ciputra Artpreneur, Lotte Shopping Avenue, Opera Ikan Asin ini bercerita tentang pernikahan Si Raja Bandit Batavia, Mekhit alias Mat Piso yang menikahi Poli Picum, anak dari juragan pengemis se-Batavia, tanpa seizin ayahnya.

Ketika sang ayah, Natasasmita Picum, mengetahui pernikahan anaknya tersebut, timbulah konflik persahabatan antara Asisten Kepala Polisi, Kartamarma, dan Mekhit. Saat itu, sang ayah mengancam Katamarma untuk segera menangkap Mekhit si Raja Bandit.



Jika tidak segera ditangkap, Ia mengancam akan menyuruh seluruh pengemisnya untuk mengacaukan upacara pengobatan Gubernur Jendral yang baru. Akhirnya agar persahabatan mereka tidak terbongkar, Kartamarma pun menangkap Mekhit dan dijatuhkan hukuman gantung. Namun ketika hari penggantungan Mekhit tiba, tetiba datang sebuah surat dari Gubernur yang berisikan pengampunan hukuman terhadap si Raja Bandit Batavia. Seluruh masyarakat yang sedang menyaksikan penggantungan diri Mekhit pun justru malah menganggapnya bagai seorang pahlawan. 

Melalui lakon ini, penonton diajarkan tentang sebuah era yang penuh ketidakjelasan. Ketika Raja Bandit dijadikan pahlawan oleh masyarakat. Para petinggi hukum bersahabat dengan para penjahat kakap, sogok-menyogok adalah sebuah kewajaran. Hukum pun bisa disandera oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan pribadi. Jaman dimana titah penguasa tertinggi memutar balik keputusan pengadilan.

Pementasan sandiwara ini pun semakin menarik dengan adanya permainan musik karya Kurt Weill yang terkenal dalam lakon 'The Threepenny Opera' yang diaransemen kembali oleh Fero. Para pemain tersebut dibalut dengan keindahan kostum dari Samuel Wattimena, koreografi oleh Ratna Ully dan bimbingan vokal dari Naomi Lumban Gaol serta tata rias garapan Sena Sukarya dan PAC Martha Tilaar memperkuat aksi pemain.



Kali ini dalam produksinya yang ke-147, teater koma ingin menunjukkan konsistensi dalam melestarikan dan meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap seni pertunjukan di Indonesia.



Dokumentasi foto: CASA Indonesia dan www.teaterkoma.org