Salah satu hal penting dalam berlibur atau pun business trip adalah hotel. Memang menghabiskan waktu biasanya lebih banyak dilakukan di luar hotel, tapi memilih hotel yang unik bisa menjadi pengalaman cerita tersendiri setelah usai berlibur atau bertugas.
Kini banyak hotel yang mengedepankan estetika melalui desain interior yang unik untuk memberikan tampilan yang berbeda dengan hotel yang lain.
Berikut 9 rekomendasi hotel dari CASA Indonesia yang perlu Anda coba saat mendatangi kota-kota besar ini.
Ada beberapa hotel yang menggunakan seni mural sebagai tema-tema kamar. Ada juga hotel yang memiliki gubahan ruang yang menarik dan terlihat sebagai karya arsitektural.
Cengkareng, Jakarta Barat
Couleur Hotel adalah sebuah hotel butik yang terletak di tepi kota Jakarta. Letaknya yang dekat dengan akses bandara Soekarno Hatta membuat hotel ini diutamakan bagi kaum ekspatriat.
Couleur Hotel menjadi destinasi hotel yang menghadirkan pengalaman berbeda dari hotel transit pada umunya yang cenderung datar dalam segi cita rasa.
Couleur Hotel memiliki 18 kamar yang dirancang dengan karakter yang berbeda-beda dan memiliki delapan belas nama yang berbeda juga.
Meski berbeda, baik setiap kamar maupun desain interior hotelnya secara keseluruhan selaras di bawah satu tema, earth, wind, and fire.
Earth, wind, and fire adalah spektrum warna yang berasal dari bumi, seperti couleur yang berarti warna dalam bahasa Prancis.
Baca Juga:
Arjuna, Jakarta Barat
Berada di lahan yang cukup luas, Maxley Hotel berdiri sebagai butik hotel yang memiliki karakter yang maskulin berikut fasilitas-fasilitas yang compact.
Hotel karya Modernspace ini banyak menggunakan material kayu dan batu bata ekspos yang memberikan kesan nyaman.
Selain memiliki 36 guest room, Maxley Hotel menawarkan fasilitas meeting atau classroom hall berkapasitas 40 orang, coffee shop, pusat kebugaran, dan area breakfast.
Pada umumnya, hotel memberikan pengalaman visual yang serupa di setiap koridornya.
Berbeda dengan hotel ini, Maxley Hotel yang baru dibuka pada pertengahan tahun lalu justru mengungkapkan konsep gubahan ruang yang bertumpuk acak namun memikat.
Uniknya lagi, terdapat sebuah pusat kebugaran kecil di tengah-tengah koridor lantai satu.
Terbuka transparan, pusat kebugaran ini menjadi jeda sekaligus pengingat bagi para tamu untuk berolahraga.
Dago, Bandung
Dikelilingi oleh bangunan-bangunan lama di kawasan Dago, Bandung, Hotel Namin by Naya Hotels menarik perhatian siapapun yang melewati Jalan Hasanudin.
Hotel hasil rancangan Ary Indra dari Aboday Architects ini terletak di tengah kota, sehingga selalu ramai sebagai hotel bisnis di hari kerja dan juga saat berlibur di akhir pekan.
Hotel ini memiliki dua tipe kamar tidur, yaitu standar pada lantai satu hingga lantai lantai empat.
Posisi suites yang berada di bawah atap membuat ukurannya lebih kecil dibanding ukuran suites hotel pada umumnya namun justru memberikan kesan privasi bagi penghuni.
Suasana interior Jawa Kolonial yang lebih modern hadir dalam pola garis pada dinding dan plafond, terinspirasi dari kamar tidur keraton yang juga pengaruh gaya kolonial.
Ciumbuleuit, Bandung
Terletak di kota Bandung yang sejuk, Oliver's Hostelry hanya memiliki delapan belas unit kamar tidur dengan tema desain yang terinspirasi dari judul lagu yang berbeda. Ke-18 judul diambil dari berbagai generasi, masa, dan genre.
Dari lirik maupun suasana lagu-lagu tersebut, terciptalah suasana interior kamar dengan kekhasannya masing-masing yang jelas tervisualisasi dari setiap dinding belakang tempat tidur, tv cabinet, dan bedside table.
Sebut saja kamar bertema What a Wonderful World. Konsumen yang menginap di dalamnya akan dibawa ke dalam suasana dunia yang penuh warna melalui mural warna-warni di belakang headboard matras.
Lain lagi dengan kamar Old Cape Cod yang didominasi wallpaper dedaunan hijau khas kawasan pesisir, figur kapal layar di dinding, dan cabinet kuning seakan membawa tenang pikiran sambil bersantai di tengah suasana pinggir pantai.
Prawirotaman, Yogyakarta
Pepatah "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung", seakan tepat untuk menggambarkan prinsip dasar arsitektur hotel yang dibangun di atas lahan seluas 1.632 meter persegi ini.
Greenhost Hotel adalah hotel yang dibangun dengan semangat dan cita-cita untuk menjadikannya mampu menjaga, mempertahankan, terlebih ramah lingkungan.
Banyak material sisa maupun bekas yang dipergunakan di hotel ini.
Hotel ini berada di tengah ruang komunitas seniman dan insan-insan kreatif Yogjakarta di kawasan Prawirotaman.
Beberapa area kreatif seperti Art Space, Working Space, Tea Shop, hingga perkebunan sayuran hidroponik yang menjadi fasilitas yang paling menarik oleh para tamu.
6. Hotel Lokal
Jembatan Merah, YogyakartaMemang hotel ini sudah lama dibuka, namun tidak habis-habisnya dibicarakan karena keunikannya.
Sesuai dengan konsep Lokal, furnitur yang terdapat di hotel dan restoran merupakan hasil rancangan MISC Indonesia, rumah desain asal Yogyakarta, yang memanfaatkan kayu jati lama sebagai material utama.
Sedangkan perangkat makan yang digunakan adalah produk Kandura Keramik dari Bandung yang didesain secara khusus untuk menampilkan kesan perangkat makan tempo dulu.
Sebagai aksen pada lantai ruangan kamar, Lokal menggunakan tegel semen buatan Kunci, pabrik tegel ikonik kota Yogya, bermotif batik Kawung yang penuh warna.
Bed cover berwarna hitam putih bermotif batik pun dibuat secara khusus dari Purana Batik.
Seminyak, Bali
Katamama terletak berdampingan dengan Potato Head Beach Club, one of the most hype spot di kawasan Seminyak.
Hotel ini merupakan kolaborasi antara Andra Matin dengan Takenouchi Webb, arsitel asal Singapura yang menanggani interior hotel, serta Ronald Akili dari PTT Family yang menyuguhi sajian hospitality sarat seni.
Digolongkan sebagai boutique hotel, Katamama menghadirkan fasilitas 58 suites yang seluruhnya dikemas dalam sentuhan desain berbeda.
Tipe-tipe suite yang tersaji yaitu Garden Suites, Pool View Suites, The Island Suites, Rooftop Suites, dan Katamama Suites seluas 320 meter persegi sebagai masterpiece dari Katamama.
Restoran MoVida yang terletak di lantai dasar hotel menggabungkan cita rasa Spanyol dan Indonesia. Menu andalannya adalah Anchoa serta Atun Rojo.
Jangan lupa juga mencoba ragam cocktail di Akademi, sebuah bar kreasi Dre Masso yang merupakan bartender internasional yang sukses memboyong aneka penghargaan di bidang mixology.
Kembali lagi dengan kawasan Seminyak, terdapat hotel unik bernama Tijili karya Domisilium Studio.
Warna-warni furnitur hingga dekorasi ruang yang menghiasi menjawab semaraknya summer vacation khas Bali.
Terdapat tiga tipe kamar yang dihadirkan oleh Tijili Hotel yaitu Deluxe Pool, Deluxe Corner, dan Junior Suite. Deluxe Pool tersaji dengan luas 24 meter persegi yang menghadap area swimming pool di tengah hotel.
Ukuran kamar yang cukup luas bagi sebuah butik hotel ini masih ditambah dengan fasilitas balkon di setiap kamarnya.
Bagi tamu yang datang bersama keluarga atau teman dapat memilih tipe kamar Deluxe Corner. Ukurannya yang seluas 37 meter persegi mampu mengakomodasi jumlah tamu lebih dari dua atau dengan barang bawaan cukup banyak.
Sementara itu, tipe kamar Junior Suite menjadi primadona Tijili Hotel dengan luasnya yang mencapai 52 meter persegi.
Baca Juga: Tijili Benoa, Hotel Butik di Bali dengan Desain Unik
Ubud, Bali
Dirancang oleh arsitek Arte Architect & Associates of Bali, Indonesia dan Fuur Associates, Singapura, konsep hotel ini terinspirasi oleh arsitek Jepang, Tadao Ando.
Bisma Eight dilengkapi oleh infinity pool dan tiga restoran yaitu The Library Café, Copper Kitchen & Bar, dan The Rooftop.
Hotel ini memiliki tiga tipe suite, Garden Suite, Canopy Suites, dan Forest Suites. Nama suite ini disesuaikan dengan pemandangan yang ditawarkan.
Yang menjadi signature pada tiap suite adalah wooden barrel bath tub dan partisi geometrik.
Zohra Boukhari, seorang desainer interior dari Maroko menggunakan furnitur Indonesia lokal seperti Tarita Furniture, Bali Rattan Furniture, Bagatelle Bali, dan aksesori dari Kevala Ceramics Bali.
Foto oleh Adrian C. Kamagi (Dok. M Design), Mario Wibowo (Dok. Modernspace), Lindung Soemahardi (Dok. Aboday Architects), Hanafi, Lovis Dengler Ostenrick, Hotel Lokal, Katamama, Prastia Putra, Bisma Eight