April 2019 ini adalah waktu yang sangat ditunggu-tunggu bagi para pecinta serial televisi ternama, Game of Thrones. Season 8 akan segera tayang. Film yang dilansir premier pada tahun 2011 ini memiliki pesona alur kisah yang berbeda dari genre film sejenisnya. Masuk kategori drama fantasi karya David Benioff dan D. B. Weiss.
Diambil dari seri novel fantasi A Song of Ice and Fire, hasil gubahan George R. R. Martin, film ini mengambil setting abad pertengahan di Eropa masa lalu dengan lokasi bangunan nyata di berbagai tempat menakjubkan di dunia. Game of Thrones memang telah mengumpulkan banyak penghargaan bergengsi dan menciptakan komunitas setia penggemarnya.
Syuting season 'Game of Thrones' yang ke delapan ini juga banyak dilakukan di studio Paint Hall Studios, Irlandia Utara.
Namun, tidak banyak yang tahu bahwa di balik pembuatan film ini, berdiri seorang arsitek wanita bernama Deborah Riley yang bertindak sebagai show designer set dan art director dalam merancang set design seluruh film. Riley mulai terlibat dalam Games of Thrones, saat film ini memasuki season keempat.
Riley juga dikenal sukses berkiprah dalam proyek besar semacam film Moulin Rouge dan upacara pembukaan pesta Olimpiade Musim Panas Sidney tahun 2000.
Baca juga, Fakta Unik dari Kostum Game of Thrones
Demi mewujudkan imaginasi yang dikisahkan dalam film ini, Riley bersama timnya berhasil menyuguhkan keunggulan bangunan-bangunan baru maupun kuno untuk menjadi latar pengambilan gambar dalam adegan-adegan film ini. Tidak terbatas pada bangunan Abad Pertengahan, Riley dengan bebasnya memasukkan berbagai aliran arsitektur bangunan dari lintas budaya dan masa, sehingga menyajikan visual unik yang memberi warna tersendiri.
Termasuk di antaranya adalah bangunan-bangunan di dalam film yang disebut sebagai Dragonstone, Meereen, dan Bank of Braavos. Dragonstone yang menjadi kediaman Daenerys Targaryen misalnya, merupakan lokasi bangunan Salk Institute karya arsitek Louis Khan. Oleh Riley, ia mengawinkan perancangan interiornya yang diproduksi di Belfast, Irlandia Utara dengan mengambil inspirasi karakter geologi kawasan tersebut.
Riset Riley bersama timnya tidak berhenti hanya di situ. Bangunan ikonis karya arsitek Amerika, Frank Lloyd Wright dipilih sebagai interior Meereen Palace untuk film ini. Keunikan interior yang terkesan seperti berada di dalam sebuah piramida, berhasil dicapai karena beberapa bangunan karya Wright terinspirasi dari periode bangunan Suku Maya.
Untuk istana tokoh Daenery, segera dicetuskan Riley dari Ennis House dan Hollyhock House karya Wright. Dia mengaku merasa beruntung karena dibekali background arsitektur secara akademik, sehingga memiliki referensi yang lengkap mengenai rumah-rumah yang dibangun arsitek terkenal di Los Angeles.
Baca juga, Visa Kini Gratis! Kunjungi 8 Tempat Wisata di India
Sementara itu untuk House of Black And White, dipilihlah Varanasi yang berdiri monumental di tepi Sungai Gangga di India. Gua Ellora di India Barat memiliki pahatan indah dari zaman baheula pada dinding batu. Riley sempat memasukkan lokasi ini sebagai kandidat untuk Hall of Faces selain Kuil Seribu Buddha di Hong Kong. Tujuannya, ia ingin mengambil detail bangunan yang memuat banyak pahatan wajah-wajah manusia untuk kepentingan film ini.
Bangunan kastil Real Alcazar di Seville, Spanyol terpilih menjadi Palace of Dorne dengan hamparan taman dan kebun yang indah menawan. Di antara bangunan yang dipilih untuk shooting film ini terdapat pula situs yang diresmikan UNESCO sebagai lokasi heritage sites yang dilindungi. Misalnya Diocletian Palace peninggalan Kekaisaran Romawi di kawasan Kroatia yang telah berusia 1700 tahun.
Selamat menonton!