Identik dengan fitur rumah yang terkoneksi dengan gadget secara nirkabel melalui jaringan internet, terminologi smart living juga bisa mengacu kepada penataan lingkungan rumah yang maksimal meskipun memiliki luas yang terbatas.
Konsep hunian pintar tersebut pun direalisasikan pada sebuah proyek bernama 3 in 1 living dengan luas bangunan 42 meter persegi karya K-Thengono Design Studio. Meski luasnya terbatas, hunian ini dapat dilengkapi dengan 1 master bedroom, 1 bathroom, serta 1 ruangan office yang rencananya akan direnovasi menjadi kamar tidur di masa mendatang.
Demi memenuhi aktivitas sehari-hari penghuninya, sebuah ruangan dengan luas 16 meter persegi digubah untuk dapat berfungsi sebagai ruangan yang mampu mengakomodasi segala kebutuhan penghuninya.
Beragam fungsi dalam ruang terbatas tersebut dihadirkan melalui lemari built-in yang diaplikasikan sepanjang ruangan dan dapat bertransformasi sebagai furnitur dengan mekanisme lipat. Salah satu transformasinya hadir dalam bentuk kursi dan meja makan. Selain itu, terdapat juga kehadiran sofa yang ditanamkan di dalam cabinet tersebut.
Ketika tidak digunakan, sofa dapat kembali dilipat rata sejajar dengan dinding sehingga memberikan ruang yang luas bagi penghuni untuk berolahraga. Mekanisme tersebut terbukti dalam menghadirkan pemanfaatan ruang terbatas secara efisien. Selain itu, dominasi warna putih pada interior digunakan untuk membangun visual ruang yang leluasa. Selain menjadi tempat furnitur, lemari built-in tersebut juga masih memiliki fungsi untuk menyimpan barang-barang. Sehingga penghuni dapat menjangkau segala kebutuhannya secara dekat.
Untuk tahu review lengkapnya dan wawancara eksklusif dengan para desainer dan arsitek, temukan di CASA Indonesia Printed Edition 2021. Buku ini bisa Anda beli secara online melalui WA Business MRA Media dan toko buku terdekat.
Foto: dok. Mario Wibowo Photography