Kekayaan bahari Indonesia memang menjadi daya tarik yang selalu menarik untuk dikunjungi. Perjalanan ?CASA Indonesia bersama tim MRA Media beberapa waktu lalu seolah membuka satu lagi cakrawala akan makna Zamrud Khatulistiwa. Usai menempuh penerbangan 2,5 jam dari Jakarta menuju Labuan Bajo, pesona langit biru dan undakan kepulauan langsung menjamu mata. Kunjungan CASA Indonesia ke sisi timur Nusantara kali ini adalah untuk memenuhi undangan Cordelia Phinisi, sebuah perahu Phinisi dengan fasilitas resor premium di lautan.
Usai disambut tim Cordelia Phinisi yang telah menanti di bandara, CASA Indonesia bergegas menuju dermaga untuk kemudian naik perahu motor hingga sampai ke kapal. Dari kejauhan terlihat kapal gagah khas Phinisi yang telah menjadi identitas kelautan timur Indonesia. Cordelia Phinisi memang dibuat bagi wisatawan yang ingin mengarungi lautan sembari menyambangi pulau demi pulau yang dilintasi. Menjejakkan kaki di Cordelia Phinisi, terasa bila kapal sepanjang 33 meter tersebut lebih layak disebut resor mengapung dengan segala fasilitas yang ada.
Di bagian depan dek kapal, berderet peralatan lengkap untuk para penyelam dan terpampang peta kepulauan di sekitar ?Nusa Tenggara Timur yang akan dijelajahi Cordelia Phinisi. ?Memasuki bagian dalam, terdapat ruang makan dan ruang menonton untuk bersantai sambil menikmati hidangan sajian chef yang selalu stand by selama perjalanan. Di sisi tengah, terdapat satu kamar utama dengan jendela luas yang menawarkan pemandangan kepulauan. Sementara itu, di bagian basement masih terdapat tiga kamar tidur lagi yang dilengkapi kamar mandi dalam.
Beranjak ke lantai dua Cordelia Phinisi, ada lounge untuk bersantai yang berada tepat di depan ruang nahkoda. Bagian paling menyenangkan dari kapal yang baru diluncurkan pertengahan tahun ini adalah sunset deck yang berada di bagian paling atas kapal. Hamparan bench putih dengan tumpukan cushion berwarna cerah menggiring imajinasi pada nuansa liburan tropis yang sesungguhnya. Tidak sampai di situ, masih terdapat satu kamar utama lagi di depan sunset deck dengan sajian pemandangan yang juga menggiurkan.
Menjelang matahari terbenam, Cordelia Phinisi mulai berlayar meninggalkan Labuan Bajo untuk bermalam di Pulau Gili Lawadarat. Di ufuk barat, mentari menyudahi aktivitasnya dengan menorehkan semburat emas di atas hamparan samudera. Sungguh pemandangan extraordinary yang tidak bisa dinikmati di kota metropolitan. Tanpa terasa, Cordelia Phinisi berlabuh di tepian Pulau Gili Lawadarat. Masih terpukau dengan pemandangan sunset saat berlayar, kali ini langit malam menyuguhkan atraksinya dengan taburan bintang berkilau keperakan.
Esok harinya, CASA Indonesia diajak untuk menikmati kekayaan bahari di sekitar Pulau Gili Lawadarat dengan menyelam di beberapa diving spot seperti The Cauldron dan Crystal Rock. Keajaiban bawah laut Pulau Gili Lawadarat memang tidak bisa dipungkiri, beberapa kali sekumpulan Manta Ray raksasa dan penyu hijau melintas di antara penyelam. Bagi wisatawan yang tidak menyelam, jangan khawatir, karena aktivitas snorkeling hingga bermain di tepi pantai tidak kalah menyenangkan dengan air yang sangat jernih serta biota-biota laut yang amat mudah ditemui di segala sisi pulau.
Petualangan CASA Indonesia bersama Cordelia Phinisi masih berlanjut dengan melihat sunrise di Pulau Padar. Waktu terbaik untuk mengunjungi pulau ikonis ini adalah pukul 5 pagi hari dan setelah mencapai puncak tertinggi, bias seribu warna di langit timur menyajikan lukisan alam spektakuler menandai hari baru telah dimulai. Puas berkontemplasi di puncak Pulau Padar, menyinggahi Pink Beach tentu menjadi menu utama untuk memanjakan diri setelah melatih raga mendaki Pulau Padar.
Kegiatan terakhir yang dilakukan CASA Indonesia sebelum berlayar kembali ke Labuan Bajo adalah mengunjungi Pulau Rinca, rumah para komodo. Didampingi para ranger, ?CASA Indonesia berhasil bertemu dengan beberapa komodo dan sempat mengabadikan momen bersama hewan legendaris khas Indonesia tersebut. Bersiap menutup hari, Cordelia Phinisi singgah di Pulau Kalong untuk melihat ribuan kelelawar berterbangan sesaat setelah matahari terbenam. Ditemani alunan bossa dari Nicola Conte, Cordelia Phinisi melanjutkan pelayarannya berlatar semburat lembayung dan gemericik ombak yang membelah lautan. Let’s sail to heaven...
Untuk informasi mengenai Cordelia Phinisi klik pada link ini!